Indonesia berkomitmen mendukung efisiensi energi melalui kebijakan penetapan harga karbon, termasuk Skema Perdagangan Emisi (ETS), yang dirancang untuk memberikan insentif finansial bagi perusahaan guna mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Menurut laporan Bank Dunia, emisi GRK global yang dicakup oleh ETS dan pajak karbon mencapai 24%, setara dengan 13 gigaton CO?e pada tahun 2024, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam penerapan kebijakan karbon berbasis pasar (Bank Dunia, 2024). Dalam konteks ini, PT Pertamina (Persero) mengembangkan platform digital bernama Greenomina sebagai kontribusi aktif untuk mendukung skema perdagangan karbon Indonesia dan mempercepat pengurangan emisi karbon, seperti perjalanan bisnis dan acara perusahaan, dengan penekanan khusus pada pengurangan emisi Lingkup 3. Lingkup 3 mengacu pada emisi tidak langsung yang timbul di seluruh rantai nilai perusahaan, termasuk perjalanan bisnis, pengadaan barang dan jasa, dan distribusi produk kepada konsumen. Kategori ini dianggap yang paling rumit dan amat sulit untuk dikelola, karena sangat bergantung kepada pihak eksternal (McKinsey & Company, 2023).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengambilan keputusan strategis dalam penerapan platform digital Greenomina yang dikembangkan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana perangkat digital dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi karbon, dengan fokus khusus pada pengelolaan emisi Cakupan 3, yang timbul dari aktivitas tidak langsung dalam rantai nilai perusahaan, seperti perjalanan bisnis, pengadaan, dan distribusi produk. Secara khusus, penelitian ini berupaya menjawab tiga pertanyaan penelitian utama: (1) Apa saja komponen utama dari model bisnis yang sukses untuk dekarbonisasi melalui digitalisasi di PT Pertamina (Persero)? (2) Apa saja tantangan untuk mengadopsi solusi digital pada PT Pertamina (Persero)? dan (3) Bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi energi dan fleksibilitas operasional di PT Pertamina (Persero)? Penelitian ini juga bertujuan untuk menilai bagaimana platform Greenomina berkontribusi pada tujuan Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dengan meningkatkan partisipasi karyawan dalam pengelolaan karbon dan menyelaraskan dengan skema perdagangan karbon nasional.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi proses pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan platform Greenomina di PT Pertamina (Persero). Penelitian ini didasarkan pada wawancara mendalam dengan dua belas pemangku kepentingan internal dan eksternal yang terlibat langsung dalam pengembangan dan implementasi Greenomina. Wawancara ini memberikan wawasan berharga mengenai tantangan, peluang, dan pertimbangan strategis dalam mengadopsi solusi digital untuk dekarbonisasi. Selain wawancara, penelitian ini juga menggabungkan analisis dokumen dan data sekunder yang terkait dengan praktik manajemen karbon di Pertamina. Analisis pengkodean tematik digunakan untuk mengidentifikasi polapola utama dalam data kualitatif, yang membantu menjawab pertanyaan penelitian secara efektif. Untuk membimbing analisis, penelitian ini menggunakan beberapa kerangka teori, termasuk Business Model Canvas (BMC) untuk mengevaluasi model bisnis dekarbonisasi, Digital Transformation Canvas (DTC) untuk menilai strategi transformasi digital, Technology-Organization-Environment (TOE) framework untuk mengidentifikasi tantangan dalam mengadopsi teknologi, dan Dynamic Capability Theory (DCT) untuk mengevaluasi kemampuan Pertamina dalam meningkatkan efisiensi energi dan fleksibilitas melalui digitalisasi. Kerangkakerangka ini secara kolektif memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan upaya dekarbonisasi dan memperbaiki efisiensi operasional di Pertamina.
Temuan studi ini mengungkap beberapa wawasan utama tentang pengambilan keputusan strategis dan implementasi solusi digital untuk dekarbonisasi di PT Pertamina (Persero). Pertama, studi ini mengidentifikasi komponen utama dari model bisnis yang sukses untuk dekarbonisasi, termasuk proposisi nilai yang jelas yang berfokus pada manajemen emisi karbon yang transparan dan akurat, integrasi dengan Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon), dan partisipasi aktif karyawan dalam budaya dekarbonisasi yang berkelanjutan. Keberhasilan implementasi Greenomina juga dikaitkan dengan dukungan yang kuat dari pimpinan, infrastruktur teknologi, dan keselarasan yang jelas dengan tujuan keberlanjutan perusahaan. Kedua, studi ini menyoroti beberapa tantangan dalam mengadopsi solusi digital di Pertamina, termasuk resistensi terhadap perubahan, infrastruktur teknologi yang terbatas, dan kurangnya kolaborasi lintas sektor.
Terakhir, rekomendasi strategis diajukan kepada PT Pertamina (Persero) untuk meningkatkan efektivitas upaya dekarbonisasi melalui transformasi digital. Pertama, perusahaan harus terus berinvestasi dalam infrastruktur teknologi untuk mendukung skalabilitas Greenomina dan memastikan integrasi yang lancar dengan perangkat digital lain di seluruh organisasi. Hal ini akan mengatasi keterbatasan teknologi saat ini dan membantu mengatasi hambatan perubahan. Kedua, meningkatkan budaya literasi digital dan keberlanjutan di dalam perusahaan sangatlah penting. Hal ini dapat dicapai melalui program pelatihan yang komprehensif bagi karyawan di semua tingkatan untuk meningkatkan keterlibatan dengan platform Greenomina dan mendorong adopsi praktik manajemen karbon secara luas. Ketiga, PT Pertamina (Persero) harus memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan membentuk kemitraan strategis dengan lembaga pemerintah, penyedia teknologi, dan lembaga penelitian. Hal ini akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan, menyelaraskan tujuan keberlanjutan, dan mendorong inovasi dalam strategi dekarbonisasi. Terakhir, untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang PT Pertamina (Persero), perusahaan harus terus menyempurnakan kemampuan platform dengan menggabungkan analisis data realtime dan perangkat prediktif untuk meningkatkan efisiensi energi dan fleksibilitas operasional. Langkahlangkah ini akan mendukung komitmen PT Pertamina (Persero) untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam transisi energi Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB