digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Muhammad Khairi Rifqi
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) merupakan proyek strategis nasional yang bertujuan untuk memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Proyek ini merupakan tanggung jawab PT Hutama Karya (Persero) yang diberi amanah oleh pemerintah Indonesia untuk membangun lebih dari 2.700 kilometer jalan tol di Sumatera. Namun, dalam pelaksanaan Tahap II, proyek ini menghadapi beberapa tantangan, seperti keterlambatan pembebasan lahan, keterbatasan anggaran, dan kondisi geografis yang kompleks. Permasalahan tersebut menyebabkan terjadinya penyimpangan dari target waktu dan anggaran serta dapat menghambat pencapaian tujuan strategis nasional. Kajian ini bertujuan untuk membantu PT Hutama Karya, khususnya Divisi Perencanaan Jalan Tol (RJT), dalam menentukan ruas jalan tol mana yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan Tahap II. Untuk menjawab permasalahan tersebut, metode Analytical Hierarchy Process menggunakan pendekatan pengambilan keputusan multikriteria. Metode ini memungkinkan penyusunan struktur hierarki berdasarkan tujuan utama, kriteria evaluasi, dan alternatif ruas, serta dilengkapi dengan pembobotan berdasarkan preferensi pakar. Dalam kajian ini, ditetapkan empat kriteria utama berdasarkan hasil wawancara dengan empat orang subject matter expert (SME) dari internal perusahaan, yaitu: volume lalu lintas, kesiapan lahan, biaya investasi, dan kondisi geografis. Ketiga alternatif ruas yang diperbandingkan adalah Betung–Tempino–Jambi, Jambi–Rengat, dan Rengat–Pekanbaru. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner pairwise comparison yang diolah menggunakan perangkat lunak SuperDecision. Konsistensi data juga diuji untuk memastikan keabsahan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruas Betung–Tempino–Jambi merupakan alternatif terbaik yang diprioritaskan dalam pelaksanaan proyek JTTS Tahap II. Ruas ini memiliki volume lalu lintas harian tertinggi, kesiapan lahan relatif lebih matang, biaya investasi paling efisien (Rp21,01 triliun), dan kondisi geografis yang lebih mudah dibangun dibandingkan kedua alternatif lainnya. Rengat–Pekanbaru berada di peringkat kedua, sedangkan Jambi–Rengat berada di peringkat ketiga karena memiliki biaya investasi tertinggi (Rp55,87 triliun) serta tingkat kesiapan lahan dan kondisi teknis yang paling menantang. Perbandingan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian hanya berfokus pada satu aspek proyek, seperti kelayakan finansial atau masalah teknis, tanpa mempertimbangkan semua faktor. Penelitian ini unik karena membandingkan beberapa segmen sekaligus dan juga menggabungkan data teknis dengan wawasan praktis dari para ahli di bidangnya. Hal ini membuat hasilnya lebih aplikatif dan dapat digunakan langsung dalam perencanaan strategis perusahaan. Kontribusi ini memberikan panduan praktis bagi PT Hutama Karya dalam menentukan prioritas pembangunan dan memperkaya wawasan di bidang manajemen proyek infrastruktur. Penelitian ini juga membuka ruang untuk penelitian lebih lanjut, seperti mengintegrasikan AHP dengan metode lain (misalnya, TOPSIS atau PROMETHEE) dan menambahkan indikator lingkungan, sosial, dan pembiayaan proyek ke dalam kerangka evaluasi yang lebih komprehensif.