digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri mainan edukatif di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang stabil, didorong oleh meningkatnya kesadaran orang tua tentang pentingnya perkembangan anak usia dini serta daya beli orang tua milenial yang semakin kuat. Namun, banyak bisnis tahap awal di sektor ini, seperti Eduture, masih menghadapi tantangan dalam mengonversi eksposur digital menjadi pembelian nyata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kesadaran merek dan persepsi nilai terhadap niat beli, dengan tujuan akhir merancang strategi Go-To-Market (GTM) yang lebih efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner online kepada 204 orang tua di wilayah perkotaan Bandung dan Jabodetabek. Kesadaran merek diukur melalui brand recall, brand recognition, dan top-of-mind awareness, sedangkan persepsi nilai dinilai melalui dimensi kualitas produk, manfaat emosional, harga, persepsi sosial, nilai edukasi, dan aspek keamanan produk. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda, serta didukung oleh pengujian asumsi klasik seperti normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan linearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran merek dan persepsi nilai sama-sama berpengaruh signifikan terhadap niat beli, dengan pengaruh persepsi nilai yang lebih dominan. Model ini mampu menjelaskan 43,7% variabel niat beli, yang menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut memiliki peran penting dalam mendorong niat pembelian mainan edukatif. Temuan ini menekankan pentingnya bagi brand mainan edukatif tahap awal untuk tidak hanya membangun visibilitas, tetapi juga menyampaikan proposisi nilai yang kuat dan relevan sesuai dengan harapan orang tua terkait kualitas, aspek edukasi, dan keamanan produk. Memperkuat faktor-faktor ini dapat membantu merek meningkatkan kepercayaan konsumen, memperbesar keterlibatan, dan mengoptimalkan konversi pasar.