digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TA PP MOH CANDRA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Regional Soreang Banjaran merupakan kawasan relatif terbangun yang terdiri dari sejumlah kecamatan Kabupaten Bandung. Kawasan ini berdekatan dengan Kota Bandung, Kota Cimahi, serta Kota Baru Parahyangan di bagian utara yang cenderung lebih berkembang. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk Regional Soreang Banjaran yang cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar 2,3% sepanjang tahun 2009-2015 (BPS Kabupaten Bandung, 2016), mendorong adanya desentralisasi pembangunan berbagai infrastruktur termasuk infrastruktur air minum menuju kawasan tersebut. Dalam rangka mencapai konsep pengembangan konseptual, maka diperlukan sumber air baku yang kompetitif untuk mencapai 100% pelayanan air minum (SPAM). Waduk Saguling berpotensi sebagai sumber air baku SPAM Regional Soreang Banjaran yang terletak di sebelah selatan waduk. Penelitian mengenai sumber air baku waduk Saguling meliputi aspek kuantitas & kualitas. Kriteria desain yang dipersyaratkan untuk kuantitas baku air minum (DMI) adalah debit andalan 10-20 tahun kering yaitu pada waduk Saguling berturut-turut sebesar 41,50 dan 32,85 m3/det. Ketersediaan ini memenuhi kebutuhan baku air minum yang direncanakan pada tahap I (2027) sebesar 1,108 m3/det. Hasil perbandingan data debit dan parameter pencemar historik sungai dan waduk Saguling menunjukkan belum adanya kondisi ideal konsentrasi pencemar sebagai fungsi kuantitas air yang berbanding terbalik. Dengan demikian pengendalian beban pencemar pada perairan belum berjalan optimal. Hasil simulasi stokastik diskrit Markov rezim aliran sungai (kuantitas & kualitas) serta rezim kualitas air menunjukkan adanya nilai koefisien korelasi (r2) berturut-turut 0,21 dan 0,18. Pos Muara Ciminyak dipilih sebagai lokasi intake terpilih dengan kualitas air berdasarkan parameter pencemar yang memenuhi baku air kelas I PP nomor 82 tahun 2001. Konfigurasi SPAM hulu yang direncanakan berupa intake terapung (waduk), pipa intake, bak prasedimentasi, dan sistem transmisi dengan perkiraan rencana anggaran biaya sebesar Rp 85.626.842.923. Berdasarkan perhitungan NPV, proyek ini layak secara ekonomi (NPV>0).