digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menghadapi tantangan dalam mengelola portofolio aset idle yang besar, di mana tata kelolanya masih terfragmentasi dan tidak strategis. Penelitian ini merancang kerangka kerja berbasis ISO 55001 untuk mengubah aset tersebut dari liabilitas menjadi sumber nilai berkelanjutan, melalui sentralisasi pengawasan dan perencanaan berbasis risiko. Tujuan penelitian ini merancang sebuah kerangka kerja berbasis ISO 55000 guna mengoptimalkan pemanfaatan aset menganggur. Pengumpulan data dilakukan dengan menggabungkan analisis dokumen internal, inventaris aset, laporan utilisasi, dan catatan kepatuhan regulasi dengan wawancara mendalam di berbagai divisi kunci. Sebagai pembanding, diterapkan studi banding (benchmarking) terhadap BUMN terpilih yang diakui memiliki manajemen aset maju, seperti PT KAI, PT PLN, dan PT Jasa Marga. Analisis dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, Analisis Kondisi Eksisting untuk mengevaluasi praktik manajemen aset PTBA. Kedua, Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) untuk membandingkan kinerja PTBA dengan kebutuhan regulasi dan praktik terbaik BUMN pembanding. Ketiga, Pemetaan Kesenjangan Strategis ISO 55000 untuk menilai tingkat kematangan organisasi berdasarkan delapan prinsip dasar standar tersebut. Pemetaan kesenjangan ISO 55000 pada sistem manajemen aset idle PTBA menunjukkan ketidakselarasan yang signifikan dalam domain perspektif siklus hidup, komitmen kepemimpinan, dan sistem informasi terintegrasi. Keselarasan parsial dengan persyaratan ISO 55000 terlihat dalam realisasi nilai, pengambilan keputusan berbasis risiko, pelibatan stakeholder, peningkatan berkelanjutan, dan keselarasan dengan tujuan organisasi. Kerangka kerja berbasis ISO 55000 yang diusulkan memusatkan pengawasan, mengintegrasikan perencanaan siklus hidup yang berbasis risiko, memperkuat tata kelola lintas fungsi, dan menerapkan indikator kinerja, yang memungkinkan PTBA untuk mengubah aset idle dari liabilitas menjadi asset bernilai.