digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Paris Agreement menjadi kesepakatan dasar untuk menerapkan energi bersih dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat peristiwa pemantulan panas oleh gas rumah kaca di atmosfer sehingga panas akan terjebak di permukaan bumi. Gas CO2 merupakan komponen utama dari gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Emisi gas CO2 industri semen dunia menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir mengalami kenaikan 0,22 gigaton. Salah satu cara untuk mengurangi emisi CO2 adalah metode carbon capture. Metode carbon capture dilakukan dengan menangkap CO2 pada aliran gas buang dengan suatu material tertentu. Salah satu material yang dapat menangkap CO2 adalah CaO sebagai bahan baku semen. Teknologi penangkapan CO2 yang melibatkan CaO sebagai zat penyerapnya disebut calcium looping. Teknologi ini memanfaatkan reaksi kalsinasi di kalsiner dan reaksi karbonasi di karbonator. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan rancangan kalsiner dan karbonator untuk teknologi calcium looping dan melakukan simulasi proses yang terjadi di dalamnya dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS Fluent. Analisis hasil simulasi kalsiner lebih ditekankan pada distribusi temperatur agar dapat dievaluasi kecukupan temperatur untuk reaksi kalsinasi. Analisis hasil simulasi karbonator dilakukan terhadap distribusi konsentrasi CO2 agar dapat dievaluasi persentase gas CO2 yang tertangkap. Kalsiner calcium looping memiliki ukuran diameter 7,5 m dan tinggi 25 m. Temperatur hasil simulasi kalsiner adalah 914,6 ? dengan derajat kalsinasi 81,93%, sedangkan karbonator calcium looping memiliki diameter 5 m dan panjang 60 m. Temperatur hasil simulasi karbonator 702 ? dengan penangkapan CO2 sebesar 91%. Diperlukan penambahan laju massa CaCO3 menuju oxy-kalsiner untuk meningkatkan derajat karbonasi menjadi 26000 TPD raw mix agar diperoleh penangkapan CO2 100%.