Paris Agreement menjadi kesepakatan dasar untuk menerapkan energi bersih dalam
rangka mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global terjadi akibat peristiwa pemantulan panas oleh gas rumah kaca
di atmosfer sehingga panas akan terjebak di permukaan bumi. Gas CO2 merupakan
komponen utama dari gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.
Emisi gas CO2 industri semen dunia menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun
terakhir mengalami kenaikan 0,22 gigaton. Salah satu cara untuk mengurangi emisi
CO2 adalah metode carbon capture. Metode carbon capture dilakukan dengan
menangkap CO2 pada aliran gas buang dengan suatu material tertentu. Salah satu
material yang dapat menangkap CO2 adalah CaO sebagai bahan baku semen.
Teknologi penangkapan CO2 yang melibatkan CaO sebagai zat penyerapnya
disebut calcium looping. Teknologi ini memanfaatkan reaksi kalsinasi di kalsiner
dan reaksi karbonasi di karbonator. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan
rancangan kalsiner dan karbonator untuk teknologi calcium looping dan melakukan
simulasi proses yang terjadi di dalamnya dengan menggunakan perangkat lunak
ANSYS Fluent. Analisis hasil simulasi kalsiner lebih ditekankan pada distribusi
temperatur agar dapat dievaluasi kecukupan temperatur untuk reaksi kalsinasi.
Analisis hasil simulasi karbonator dilakukan terhadap distribusi konsentrasi CO2
agar dapat dievaluasi persentase gas CO2 yang tertangkap. Kalsiner calcium
looping memiliki ukuran diameter 7,5 m dan tinggi 25 m. Temperatur hasil simulasi
kalsiner adalah 914,6 ? dengan derajat kalsinasi 81,93%, sedangkan karbonator
calcium looping memiliki diameter 5 m dan panjang 60 m. Temperatur hasil
simulasi karbonator 702 ? dengan penangkapan CO2 sebesar 91%. Diperlukan
penambahan laju massa CaCO3 menuju oxy-kalsiner untuk meningkatkan derajat
karbonasi menjadi 26000 TPD raw mix agar diperoleh penangkapan CO2 100%.
Perpustakaan Digital ITB