COVER Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Aisya Alifia Putri
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Ektoin merupakan metabolit sekunder berupa asam amino siklik turunan aspartat
yang berfungsi sebagai osmoprotektan dan banyak dimanfaatkan dalam industri
kosmetik serta bioteknologi. Namun, produksi ektoin menggunakan bakteri
halofilik memerlukan salinitas tinggi sehingga berpotensi merusak peralatan dan
meningkatkan biaya operasional. Sebagai alternatif, Escherichia coli BL21(DE3)
yang telah diinserikan gen biosintesis ektoin dari Virgibacillus salarius dapat
digunakan untuk produksi ektoin tanpa memerlukan salinitas tinggi. Akumulasi
biomassa berkorelasi positif terhadap produksi ektoin sehingga optimasi dapat
dilakukan secara tidak langsung melalui peningkatan biomassa. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan waktu induksi dan konsentrasi nitrogen yang optimum
terhadap produksi biomassa E. coli BL21(DE3) dalam medium M9 yang
dimodifikasi dengan sumber karbon high fructose corn syrup (HFCS) serta
menentukan parameter kinetika pertumbuhannya. Penelitian ini diawali dengan
pembuatan kurva pertumbuhan E. coli BL21(DE3) dan dilanjutkan dengan kultivasi
untuk produksi ektoin. Kultivasi dilakukan menggunakan medium M9 yang
dimodifikasi dengan sumber karbon HFCS dan sumber nitrogen NH4Cl dalam
Erlenmeyer baffled 1000 mL pada suhu 37?°C dan 180 rpm dengan kepadatan
inokulum 10? CFU/mL dan konsentrasi inokulum 10%. Analisis optimasi dilakukan
menggunakan Response Surface Methodology dengan desain Box-Behnken yang
mempertimbangkan tiga faktor, yaitu waktu induksi pada rentang 8 – 12 jam pasca
inokulasi, konsentrasi nitrogen pada rentang 0,75 – 1,25 g/L, dan konsentrasi
karbon pada nilai tetap 3,56 g/L. Induksi dilakukan menggunakan laktosa dengan
konsentrasi akhir 5 g/L. Sampling dilakukan setiap dua jam sekali sebanyak 10 mL
dengan respons yang dianalisis adalah berat biomassa kering maksimum. Kurva
pertumbuhan E. coli dalam medium M9 menunjukkan bahwa sumber karbon
glukosa menghasilkan generation time 1,53 jam dan laju pertumbuhan spesifik (?)
0,453 /jam, sedangkan HFCS menghasilkan generation time 1,77 jam dan ? sebesar
0,390 /jam. Hasil analisis RSM memiliki nilai koefisien determinasi (R²) sebesar
75,92%. Rentang optimum untuk faktor konsentrasi nitrogen berada pada kisaranv
1–1,3 g/L dan untuk faktor waktu induksi adalah ?8 jam dan ?12 jam pasca
inokulasi. Analisis lebih lanjut menggunakan response optimizer menunjukkan
bahwa kondisi optimum diperoleh pada konsentrasi nitrogen sebesar 1,043 g/L dan
waktu induksi 8 jam pasca inokulasi. Percobaan validasi pada kondisi ini
menghasilkan biomassa maksimum sebesar 0,98 g/L, dengan laju pertumbuhan
spesifik 0,28 /jam, waktu penggandaan 2,44 jam, serta Y?/? sebesar 0,29 g/g. Galat
antara hasil validasi dan prediksi model adalah sebesar 3,96% yang
mengindikasikan bahwa model memiliki tingkat keakuratan yang cukup baik.
Perpustakaan Digital ITB