Hiperpigmentasi merupakan permasalahan kulit yang dapat disesbabkan oleh paparan sinar UV,
inflamasi, dan kulit yang berjerawat. Zat aktif yang dapat mengatasi hiperpigmentasi adalah
niasinamida. Niasinamida merupakan senyawa yang bersifat hidrofilik dengan nilai log p yang kecil
(-0,37) yang mengindikasikan bahwa senyawa sulit untuk berpermeasi ke dalam kulit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan dan mengoptimasi formula nanoemulsi niasinamida yang
diharapkan dapat meningkatkan permeasi dan retensi niasinamida di lapisan kulit. Optimasi
formula nanoemulsi niasinamida dilakukan dengan metode respon surface method (RSM) tipe boxbehnken design (BBD). Formula nanoemulsi niasinamida akan dievaluasi parameter fisiknya,
meliputi organoleptik, pH, kadar, ukuran globul, indeks polidispersitas, dan viskositas, serta
dilakukan uji stabilitas. Uji permeasi in vitro nanoemulsi niasinamida dilakukan untuk menilai
kemampuan permeasi dan retensi niasinamida dibandingkan sediaan serum yang terdapat di
pasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor konsentrasi minyak, konsentrasi total
surfaktan-kosurfaktan, dan rasio surfaktan-kosurfaktan berpengaruh signifikan terhadap ukuran
globul nanoemulsi niasinamida. Ukuran globul dalam rentang 140-160 nm dan nilai indeks
polidispersitas (PDI) antara 0,200–0,235 dapat dicapai melalui kombinasi formula asam oleat 4%,
dengan rasio surfaktan-kosurfaktan sebesar 0,4-1,2, dan total surfaktan-kosurfaktan 5-9%.. Hasil
evaluasi nanoemulsi niasinamida adalah penampilan fisik bewarna putih dan homogen, dengan pH
5,26 ± 0,01, viskositas 620 ± 17,435 cPs, ukuran globul 141,86 ± 1,32, indeks polidispersitas 0,235
± 0,02, dan kadar 100,699 ± 3,262%. Jumlah kumulatif niasinamida yang terpermeasi selama 24 jam
sebesar 1236,74 µg/cm² dan sebanyak 0,85% yang teretensi dalam membran. Nanoemulsi
niasinamida cukup stabil pada suhu penyimpanan 25°C, tidak stabil pada suhu penyimpanan 4°C
dan 40°C, dan tidak stabil pada uji stabilitas freeze-thaw.
Perpustakaan Digital ITB