Kopi adalah minuman yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,
hal ini mendorong lahirnya beragam brand kopi di pasaran. Semakin banyak brand
yang hadir di pasar, persaingan antar brand akan semakin intens dalam merebut
minat konsumen. Fenomena ini dikenal sebagai brand competition, yang umumnya
melibatkan brand yang telah lama eksis dan brand baru sebagai pesaing. Brand
yang sudah mapan berusaha menjaga loyalitas konsumennya, sementara brand
pendatang berupaya menarik konsumen baru. Dinamika persaingan ini dapat
dianalisis melalui pendekatan model predator-prey yang dimodifikasi. Pada
penelitian ini, akan dikonstruksi dua model, model persaingan antara brand eksis
dan brand pesaing dan model persaingan antara brand eksis dan brand pesaing
dengan Holling tipe II. Penambahan Holling tipe II bertujuan untuk memodelkan
selektivitas konsumen dalam berpindah dari brand eksis ke brand pesaing, sehingga
minat konsumen tidak langsung beralih secara langsung. Dalam model tanpa tipe
Holling, strategi kontrol optimal diterapkan untuk menekan laju produksi, sehingga
brand eksis tidak mengalami penurunan drastis dan brand pesaing tidak tumbuh
secara berlebihan. Sementara itu, pada model dengan Holling tipe II, kontrol
optimal difokuskan pada pengaturan minat konsumen, dengan harapan dapat
tercipta kondisi persaingan yang saling menguntungkan bagi kedua brand. Untuk
model tanpa tipe Holling, strategi kontrol yang direkomendasikan adalah penerapan
kontrol pada laju minat. Untuk model dengan Holling tipe II, strategi kontrol yang
direkomendasikan adalah penerapan kontrol pada laju minat jika ingin
meningkatkan penjualan atau penerapan kontrol pada laju penjualan jika ingin
menyeimbangkan pasar.
Perpustakaan Digital ITB