digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kopi adalah minuman yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, hal ini mendorong lahirnya beragam brand kopi di pasaran. Semakin banyak brand yang hadir di pasar, persaingan antar brand akan semakin intens dalam merebut minat konsumen. Fenomena ini dikenal sebagai brand competition, yang umumnya melibatkan brand yang telah lama eksis dan brand baru sebagai pesaing. Brand yang sudah mapan berusaha menjaga loyalitas konsumennya, sementara brand pendatang berupaya menarik konsumen baru. Dinamika persaingan ini dapat dianalisis melalui pendekatan model predator-prey yang dimodifikasi. Pada penelitian ini, akan dikonstruksi dua model, model persaingan antara brand eksis dan brand pesaing dan model persaingan antara brand eksis dan brand pesaing dengan Holling tipe II. Penambahan Holling tipe II bertujuan untuk memodelkan selektivitas konsumen dalam berpindah dari brand eksis ke brand pesaing, sehingga minat konsumen tidak langsung beralih secara langsung. Dalam model tanpa tipe Holling, strategi kontrol optimal diterapkan untuk menekan laju produksi, sehingga brand eksis tidak mengalami penurunan drastis dan brand pesaing tidak tumbuh secara berlebihan. Sementara itu, pada model dengan Holling tipe II, kontrol optimal difokuskan pada pengaturan minat konsumen, dengan harapan dapat tercipta kondisi persaingan yang saling menguntungkan bagi kedua brand. Untuk model tanpa tipe Holling, strategi kontrol yang direkomendasikan adalah penerapan kontrol pada laju minat. Untuk model dengan Holling tipe II, strategi kontrol yang direkomendasikan adalah penerapan kontrol pada laju minat jika ingin meningkatkan penjualan atau penerapan kontrol pada laju penjualan jika ingin menyeimbangkan pasar.