digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di era teknologi yang berkembang pesat saat ini, industri-industri yang mendukung moda transportasi utama manusia, seperti industri penerbangan, turut mengalami evolusi. Industri penerbangan, yang merupakan sektor hiperkompleks, sangat bergantung pada manajemen rantai pasok yang teroptimalkan. Namun, kinerjanya menurun sebesar 20–30% akibat disrupsi yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik, perang dagang, sanksi, dan pandemi COVID-19. Meskipun menghadapi berbagai tantangan tersebut, masih terdapat keterbatasan penelitian mengenai bagaimana perusahaan penerbangan mampu membangun ketahanan terhadap ketidakstabilan tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengisi tiga kesenjangan utama: kurangnya riset mengenai ketahanan terhadap ketegangan geopolitik, minimnya analisis terhadap strategi diversifikasi, serta perlunya model strategi alternatif. Melalui tinjauan literatur yang komprehensif, wawancara dengan para ahli, dan metode triangulasi, penelitian ini mengidentifikasi tantangan utama seperti gangguan pasokan, keterlambatan regulasi, dan minimnya dukungan pemerintah, khususnya di Indonesia. Perusahaan yang terdampak mencakup produsen peralatan asli (OEM) seperti Boeing dan Airbus beserta para pemasoknya. Sebuah kerangka kerja ketahanan 3D yang mencakup Diversifikasi, Digitalisasi, dan Pengembangan, apabila dipadukan dengan kolaborasi pemerintah serta pemanfaatan teknologi canggih seperti blockchain dan kecerdasan buatan (AI), dapat meningkatkan kelincahan dan ketahanan rantai pasok.