ABSTRAK Dinda Raraswati
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai digemari oleh masyarakat Indonesia karena kandungan gizi yang tinggi dan harganya yang murah. Tanaman ini mengandung protein sangat tinggi (mencapai 34% dari total bahan kering). Pada penelitian ini, kedelai yang digunakan adalah kedelai hitam varietas Detam 1. Kedelai Detam 1 memiliki hasil biji lebih tinggi dibandingkan empat varietas kedelai hitam lainnya (Detam 2, Detam 4 Prida, Cikuray, dan Malikka). Hasil biji Detam 1 mencapai 2,51 ton/ha, sedangkan hasil biji keempat varietas tersebut sekitar 1,7 – 2,5 ton/ha. Tanaman kedelai umumnya digunakan sebagai tanaman penyela pada budidaya tanaman lainnya karena dapat melakukan fiksasi N2 sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi kadar nitrogen pada tanah dan jaringan tanaman kedelai varietas Detam 1 selama proses budidaya. Budidaya dilakukan di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tanaman kedelai detam 1 ditanam pada sebuah bedeng berukuran 3 × 2 meter dengan total 32 lubang. Budidaya kedelai dilaksanakan sesuai Standard Operational Procedure (SOP) yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Adapun kondisi optimal untuk pertumbuhan kedelai adalah suhu udara sebesar 22 - 27° C; pH tanah sebesar 6,0 – 6,5 ; kelembaban tanah sebesar 75 – 85% kapasitas lapang, dan kelembaban udara sebesar 60 – 90%. Parameter yang diamati pada penelitian ini, antara lain mikroklimat, edafik, biomassa kering tanaman, jumlah polong, jumlah biji, dan nitrogen total pada tanah dan jaringan tanaman. Pengamatan dan pengujian parameter dilakukan di Laboratorium Rekayasa Biomassa, Laboratorium Proses Hilir, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Instruksional 2 ITB Jatinangor. Pengujian nitrogen total
menggunakan metode Kjeldahl. Kondisi lingkungan penelitian adalah suhu udara sebesar 21,94 – 26,26° C; pH tanah sebesar 5,42 – 6,66 ; kelembaban tanah sebesar 80%; dan kelembaban udara sebesar 62,45 – 81,77%. Selain pH tanah, kondisi tersebut sesuai dengan rentang kondisi optimal untuk pertumbuhan kedelai. Berdasakan kondisi tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan nitrogen jaringan tanaman terus meningkat pada fase vegetatif (dari 0% menjadi 3,92% berat kering), fase pembungaan dan pembentukan polong (dari 3,92% menjadi 8,68% berat kering), dan menurun pada fase pembentukan biji hingga panen (dari 8,68% menjadi 3,08% berat kering). Adapun kandungan nitrogen tanah cenderung stabil (0,28 – 1,68% berat kering) selama pertumbuhan kedelai. Peningkatan nitrogen tanah terjadi setelah pemupukan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kandungan nitrogen jaringan tanaman berubah tergantung pada fase pertumbuhan kedelai. Laju perubahan kandungan nitrogen jaringan tanaman pada fase vegetatif adalah 0,65% N/minggu, pada fase pembungaan dan pembentukan polong 0,95% N/minggu, serta pada fase pengisian dan pematangan biji -1,86% N/minggu.
Perpustakaan Digital ITB