Kesehatan masyarakat di kawasan perkotaan semakin menjadi perhatian global seiring meningkatnya urbanisasi dan tuntutan gaya hidup aktif. Aktivitas berlari yang populer di daerah perkotaan telah terbukti memberikan manfaat signifikan baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Di Kota Bandung, aktivitas berlari menjadi populer karena kondisi lingkungan yang sejuk dan adanya komunitas lari berskala besar sehingga Kota Bandung berpotensi menjadi kota yang ramah bagi pelari. Namun, berbagai kendala seperti kualitas trotoar yang buruk, penggunaan trotoar yang tidak semestinya, dan pencahayaan jalan yang gelap masih menghambat optimalisasi pengalaman berlari di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kriteria prinsip desain koridor di Kota Bandung berdasarkan teori walkability, yang mencakup aspek keamanan, kenyamanan, daya tarik lingkungan, dan aspek – aspek lainnya. Penelitian dilakukan kepada koridor-koridor favorit di Kota Bandung yang diidentifikasi berdasarkan banyaknya pelari yang melintas di rute tersebut melalui aplikasi Strava. Data yang dianalisis adalah hasil observasi di koridor-koridor favorit dan juga hasil jawaban kuesioner dari responden yang pernah berlari di Kota Bandung. Dengan menganalisis hubungan dari teori walkability sebagai prinsip dasar perancangan koridor dengan data primer yang dianalisis, penelitian ini memberikan panduan bagi pengambil kebijakan dan perencana kota dalam merancang koridor perkotaan yang mendukung aktivitas berlari secara inklusif.
Perpustakaan Digital ITB