ABSTRAK Muhammad Daffa Izdihar
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses segmentasi untuk memisahkan mineral dan pori merupakan salah satu
tahapan penting yang akan sangat berpengaruh kepada perhitungan properti fisik
batuan di tahap selanjutnya. Metode konvensional memiliki berbagai kendala
yaitu memakan waktu yang relatif lama, biaya yang relatif tinggi, berpotensi
menyebabkan kerusakan pada sampel batuan, serta bisa menyebabkan kesalahan
yang disebabkan oleh bias pengguna. Fisika batuan digital dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan
perkembangan yang sangat pesat pada kecerdasan artifisial. Salah satu paradigma
yang berkembang dalam kecerdasan artifisial adalah pembelajaran mesin yang
dapat dimanfaatkan untuk melakukan segmentasi mineral dan pori dari gambar
CT scan batuan. Digunakan algoritma klasterisasi K-Means dan Fuzzy C-Means
yang merupakan metode pembelajaran unsupervised untuk proses segmentasi
karena memiliki keunggulan dalam hal akurasi dan kecepatan waktu komputasi.
Peningkatan kontras perlu dilakukan untuk mempermudah proses segmentasi di
tahap selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah melakukan segmentasi mineral dan
pori dari data CT scan sampel batupasir menggunakan kedua algoritma
klasterisasi tersebut kemudian hasilnya dibandingkan dengan data XRD (X-Ray
Diffraction), data petrografi, dan data log. Setelah itu dilakukan analisis estimasi
nilai porositas pada sampel batupasir. Hasil yang didapatkan yaitu kedua
algoritma klasterisasi mampu dengan baik dalam melakukan segmentasi antara
mineral dan pori. K-Means lebih baik dari segi kecepatan waktu komputasi yaitu
tiga menit delapan detik, sedangkan Fuzzy C-Means lebih baik dari segi akurasi
dengan nilai SSIM yaitu 0,9841636. Dalam segi estimasi kandungan mineral,
kedua algoritma tersebut dapat dikatakan dekat dengan data XRD dan petrografi.
Nilai estimasi porositas yang didapatkan adalah 30,64% untuk K-Means dan
30,45% untuk Fuzzy C-Means. Nilai tersebut lebih besar dari data log karena
porositas dari batuan saat di laboratorium akan lebih besar dibandingkan pada saat
kondisi reservoir yang disebabkan oleh perbedaan tekanan dan temperatur
Perpustakaan Digital ITB