digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Nessa Tanzil
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan metode settlement gas dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (“AHP”) sebagai metode penelitian utama. Mekanisme settlement gas sangat kompleks pada situasi multi-penjual, multi-produk, dan multi-pembeli, serta kerumitan faktor teknis, kontrak, dan regulasi. Oleh karena itu, penyelesaiannya membutuhkan metode yang dapat memprioritaskan berbagai variabel secara sistematis. Penelitian ini menyusun variabel-variabel penting ini ke dalam kerangka kerja multi-kriteria berdasarkan masukan dari para ahli untuk menguantifikasi variabel-variabel yang berpengaruh agar dapat diterapkan secara praktis. Elemen-elemen kunci yang diprioritaskan meliputi variabel produksi hulu, seperti volume inlet, Gross Heating Value (“GHV”), dan dinamika operasional di seluruh sistem, termasuk pada bagian hulu, pengaliran, pembelian domestik, dan hilir. Untuk mendapatkan data kerangka kerja penelitian, wawancara ahli dilakukan untuk mendapatkan wawasan tentang variabel-variabel penting yang memengaruhi ketahanan settlement. Wawancara dilakukan dengan cara semi-terstruktur, dengan pertanyaan-pertanyaan penunjuk, untuk memberikan alur pertanyaan guna mencapai jawaban yang diperlukan untuk penelitian. Para ahli juga memberikan perbandingan prioritas secara umum, untuk memberikan gambaran tentang apa hasil yang diharapkan pada prioritasi bobot AHP. Setelah variabel ditentukan, variabel AHP dihitung, dan Rasio Konsistensi (CR) dipantau untuk memvalidasi keandalan logis dari penilaian para ahli, dan semua matriks mencapai nilai CR di bawah ambang batas yang dapat diterima, yaitu 0,10. Dari matriks yang dinormalisasi, studi ini memperoleh bobot prioritas untuk setiap kriteria dan subkriteria, yang mengonfirmasi variabel-variabel yang mempengaruhi metode penyelesaian yang akan menentukan hasil. Setelah menghitung bobot dari semua variabel AHP, alternatif-alternatif (dalam hal ini, skenario), diuji untuk memahami kekuatan/keandalan sistem. Evaluasi ini menyoroti kesenjangan yang signifikan pada skenario dengan skor terendah. Berdasarkan hasil ini, diusulkan suatu solusi bisnis: pemantauan yang ketat terhadap setiap perubahan pada sistem, untuk mengintegrasikan kondisi baru ini secara dinamis ke dalam model matematis settlement (akuntansi hidrokarbon). Kesadaran bahwa pemantauan ini perlu dilakukan akan memunculkan strategi baru dalam pendekatan metode settlement. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metodologi berbasis AHP, penelitian ini memberikan variabel-variabel kunci dalam metode settlement gas dengan skala prioritas yang penting dalam model matematisnya, dan secara bersamaan mencerminkan kondisi operasional sistem. Oleh karena itu, model AHP menyediakan sarana pengambilan keputusan yang terstruktur dan transparan yang sesuai untuk lingkungan yang kompleks dan multi-pemangku kepentingan di Sistem Kalimantan Timur. Lebih lanjut, studi ini menganjurkan perbaikan dan pemantauan model settlement secara berkelanjutan untuk menjaga keselarasan dan keadilan dengan kondisi operasional yang sebenarnya.