Perusahaan pertambangan batu bara milik negara Indonesia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menghadapi tantangan terkait penurunan permintaan dan harga batubara global serta peraturan lingkungan yang lebih ketat. Untuk mempertahankan bisnisnya, PTBA menginisiasi proyek Coal to Synthetic Natural Gas (SNG) sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan nilai tambah batubara, mengatasi defisit gas, dan mengurangi ketergantungan impor LNG. Namun proyek ini menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian. Penelitian ini mengeksplorasi risiko proyek dengan pendekatan metode kombinasi dari risk matrix dan Analytical Hierarchy Process (AHP) melalui wawancara dan kuesioner. Data primer dikumpulkan melalui wawancara ahli dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari pedoman ISO 31000:2018, dokumen internal PTBA dan laporan yang tersedia untuk umum, serta literatur relevan lainnya. Perlakuan risiko dan mitigasi dikembangkan berdasarkan risiko yang teridentifikasi.
Total 38 risiko telah diidentifikasi dengan tujuh risiko prioritas utama termasuk ketidakpastian kebijakan, ketidakstabilan geopolitik, pemilihan teknologi, kesulitan pendanaan, penurunan harga LNG, pelanggaran tata kelola perusahaan yang baik (GCG), serta keterlambatan perizinan. Studi ini menemukan bahwa metode yang berbeda dapat memberikan perspektif yang berbeda, karena sifat subjektif dari risk matrix sebagai pendekatan kualitatif berdasarkan probabilitas dan konsekuensi versus AHP yang lebih kuantitatif berdasarkan pembobotan perbandingan berpasangan. Kombinasi kedua metode dapat meningkatkan akurasi dan keandalan analisis sesuai dengan prinsip ISO 31000:2018.
Studi ini berkontribusi memberikan wawasan kepada pemangku kepentingan tentang management risiko proyek untuk mendukung pengambilan keputusan strategis dan memastikan mitigasi risiko yang berhasil. Studi ini menyajikan pendekatan metode kombinasi yang dapat direplikasi dari risk matrix (kualitatif) dan AHP (kuantitatif) dalam kerangka ISO 31000:2018 yang dapat diadaptasi untuk proyek serupa, terutama proyek hilirisasi batubara atau transisi energi. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengevaluasi risiko residual pasca mitigasi dan menerapkan kerangka kerja tersebut pada lainnya.
Perpustakaan Digital ITB