digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca merupakan waduk kaskade yang terletak di hulu Sub-DAS Cisangkuy, berfungsi sebagai penyedia air baku bagi PDAM dan sumber energi untuk PLTA. Meskipun memiliki fungsi ganda, kedua situ belum memiliki Rencana Tahunan Operasi Waduk (RTOW). Saat ini, pelepasan air masih bergantung pada kondisi aktual muka air kolam tampungan PLTA tanpa perencanaan berbasis kebutuhan, yang menyebabkan defisit pasokan air pada musim kemarau dan surplus tak termanfaatkan pada musim hujan. Kebutuhan air irigasi dan industri sebelum titik pengambilan PDAM turut memengaruhi ketersediaan air bagi PDAM dan PLTA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis potensi ketersediaan air pada enam infrastruktur utama, yaitu Situ Cipanunjang, Situ Cileunca, PLTA Plengan–Lamajan–Cikalong, dan Intake PDAM Cikalong; (2) mengevaluasi suplai air ke IPA Cikalong; (3) menganalisis produksi listrik PLTA; (4) menganalisis kebutuhan air irigasi dan industri; serta (5) menganalisis pemanfaatan kedua situ melalui simulasi menggunakan RIBASIM. Hasil simulasi skenario tanpa pemanfaatan situ menunjukkan adanya defisit suplai IPA Cikalong pada bulan Agustus–September di tahun kering. Selama defisit, ketiga PLTA tidak dapat memproduksi listrik karena aliran air diprioritaskan ke Sungai Cisangkuy untuk kebutuhan irigasi. Sebaliknya, pada skenario pemanfaatan situ, suplai IPA Cikalong dapat terpenuhi sepanjang tahun (musim basah, normal, dan kering), dan produksi listrik meningkat pada tahun kering: PLTA Plengan sebesar 23,71%, PLTA Lamajan 22,41%, dan PLTA Cikalong 32,33%. Volume yang digunakan dari Situ Cipanunjang mencapai 13,95 juta m³ dari volume efektif 19,26 juta m³, sementara Situ Cileunca sebesar 3,63 juta m³ dari 11,08 juta m³. Meskipun demikian, elevasi muka air tetap berada di atas batas kritis (intake level), menunjukkan kondisi penyimpanan air yang relatif aman.