Pertukaran energi antara permukaan dan atmosfer di wilayah urban tropis memiliki karakteristik unik akibat pengaruh tutupan lahan, kelembapan, dan dinamika atmosfer lokal. Jakarta Timur, sebagai kawasan urban padat di wilayah tropis, mengalami musim kemarau yang ditandai oleh suhu tinggi dan kelembapan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai, variasi temporal, dan vertikal rasio Bowen sebagai indikator pembagian energi antara fluks panas sensibel dan laten, serta mengevaluasi pengaruh fenomena sea breeze terhadap fluktuasi nilai tersebut.
Data yang digunakan diperoleh dari observasi suhu, kelembapan, dan radiasi di Menara Radio Muara Jakarta selama periode 9 Juli hingga 24 September 2023. Estimasi rasio Bowen dilakukan menggunakan pendekatan gradien vertikal berdasarkan data suhu dan kelembapan pada lima level ketinggian. Proses analisis mencakup pembersihan data, perhitungan parameter psikrometrik, serta pemisahan hari sea breeze dan non-sea breeze berdasarkan data angin. Uji Welch’s t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan nilai rasio Bowen pada kedua kondisi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rasio Bowen di wilayah studi tergolong rendah, dengan rata-rata harian sekitar 0,11 dan puncak siang hari berkisar antara 0,15-0,20. Nilai ini menunjukkan peran signifikan fluks panas laten meskipun dalam kondisi musim kemarau. Analisis vertikal menunjukkan nilai rasio Bowen lebih tinggi di lapisan bawah (20-30 m) dan cenderung negatif di lapisan atas (40–60 m), menandakan pengaruh adveksi kelembapan dari laut. Namun, uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan nilai rasio Bowen antara hari sea breeze dan non-sea breeze tidak signifikan secara statistik (p > 0,05), meskipun secara fisik sea breeze meningkatkan kelembapan dan kecepatan angin. Penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika energi di atmosfer urban tropis bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh interaksi lokal dan regional.
Perpustakaan Digital ITB