Penurunan kualitas udara di wilayah perkotaan seperti Jakarta, terutama saat musim kemarau, menjadi isu lingkungan yang penting. Salah satu polutan utama yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut adalah PM2.5. Penelitian ini mengkaji karakteristik temporal dan vertikal partikel halus PM2.5 berdasarkan data observasi multilevel pada empat ketinggian (7, 20, 40, dan 60 meter) periode musim kering 2022 di Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa fluktuasi PM2.5 paling signifikan dipengaruhi oleh siklus 1 harian (diurnal) dan 85 harian. Pola diurnal menunjukkan karakteristik unimodal, dengan konsentrasi tertinggi pada malam hingga dini hari dan terendah pada siang hingga sore hari. Pola ini berkorelasi kuat dengan temperatur udara sebagai proksi tidak langsung dari dinamika lapisan pencampuran atmosfer, dengan jeda waktu (lag) satu hari. Siklus 85 harian menunjukkan konsentrasi PM2.5 yang konsisten rendah pada bulan Mei dan meningkat hingga mencapai puncaknya pada bulan Juni. Pola ini berkorelasi dengan variasi curah hujan intraseasonal. Secara vertikal, konsentrasi menurun seiring bertambahnya ketinggian, dengan penurunan tajam antara 20 dan 40 meter yang diduga terkait dengan perbedaan karakteristik struktur lapisan batas atmosfer perkotaan. Hasil ini menegaskan pentingnya peran dinamika atmosfer, termasuk struktur vertikal dan variabilitas curah hujan musiman, dalam mengendalikan distribusi PM2.5 di Jakarta.
Perpustakaan Digital ITB