Game seperti interactive fiction, visual novel, dan role-playing games telah
digunakan sebagai media untuk storytelling dinamis sejak akhir tahun 1970-an, di
mana pemain dapat menjelajahi dunia fiksi yang disimulasikan di dalamnya dan
mengalami cerita dunia tersebut dengan mencapai berbagai akhir. Proses
memainkan game secara repetitif untuk mengoleksi ending yang berbeda dapat
membuat jenuh para pemain karena dialog dan pilihan dialog yang secara garis
besar sama, dan sebagai hasilnya, diperlukan solusi untuk mengatasi masalah
permainan yang membosankan dan berulang dalam permainan yang didorong oleh
cerita. Dalam penelitian ini, diajukan sebuah solusi, dan telah dilakukan sebuah
preliminary experiment sebagai pengantar kepada solusi yang diajukan dengan
memberi sebuah survei kepada beberapa responden untuk membandingkan kualitas
dua percakapan role-play yang dilakukan berdasarkan sebuah skenario oleh dua
karakter yang sama, dengan satu percakapan dilakukan antara dua role-player
berpengalaman, dan percakapan lain dilakukan antara satu role-player
berpengalaman dan NPC AI yang mampu mengenerasi teks secara mandiri.
Hasil eksperimen pendahuluan ini menunjukkan bahwa 75% dari responden lebih
memilih percakapan role-play antara manusia dan AI, menunjukkan bahwa solusi
yang mungkin yang diajukan memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Friendship Simulator Game dibuat untuk mengobservasi kepuasan responden
terhadap solusi yang diusulkan terhadap rumusan masalah, di mana responden
dapat memilih karakter berdasarkan archetype dan berbicara langsung dengan AI
NPC tersebut untuk menaikkan tingkat kepercayaan mereka berdasarkan mood dan
meraih good atau bad ending berdasarkan tingkat kepercayaan akhir. Dari data
survei yang telah dikumpulkan, imlementasi generative AI dengan analisis
sentimen memiliki potensi baik untuk diimplementasikan dalam game berbasis
cerita, namun teknologinya masih perlu dikembangkan lebih lanjut dan dalam
gamenya sendiri perlu ditambah restriksi dan konsekuensi agar interaksi tidak
terkesan repetitif dan cerita tetap terstruktur.