digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Game seperti interactive fiction, visual novel, dan role-playing games telah digunakan sebagai media untuk storytelling dinamis sejak akhir tahun 1970-an, di mana pemain dapat menjelajahi dunia fiksi yang disimulasikan di dalamnya dan mengalami cerita dunia tersebut dengan mencapai berbagai akhir. Proses memainkan game secara repetitif untuk mengoleksi ending yang berbeda dapat membuat jenuh para pemain karena dialog dan pilihan dialog yang secara garis besar sama, dan sebagai hasilnya, diperlukan solusi untuk mengatasi masalah permainan yang membosankan dan berulang dalam permainan yang didorong oleh cerita. Dalam penelitian ini, diajukan sebuah solusi, dan telah dilakukan sebuah preliminary experiment sebagai pengantar kepada solusi yang diajukan dengan memberi sebuah survei kepada beberapa responden untuk membandingkan kualitas dua percakapan role-play yang dilakukan berdasarkan sebuah skenario oleh dua karakter yang sama, dengan satu percakapan dilakukan antara dua role-player berpengalaman, dan percakapan lain dilakukan antara satu role-player berpengalaman dan NPC AI yang mampu mengenerasi teks secara mandiri. Hasil eksperimen pendahuluan ini menunjukkan bahwa 75% dari responden lebih memilih percakapan role-play antara manusia dan AI, menunjukkan bahwa solusi yang mungkin yang diajukan memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut. Friendship Simulator Game dibuat untuk mengobservasi kepuasan responden terhadap solusi yang diusulkan terhadap rumusan masalah, di mana responden dapat memilih karakter berdasarkan archetype dan berbicara langsung dengan AI NPC tersebut untuk menaikkan tingkat kepercayaan mereka berdasarkan mood dan meraih good atau bad ending berdasarkan tingkat kepercayaan akhir. Dari data survei yang telah dikumpulkan, imlementasi generative AI dengan analisis sentimen memiliki potensi baik untuk diimplementasikan dalam game berbasis cerita, namun teknologinya masih perlu dikembangkan lebih lanjut dan dalam gamenya sendiri perlu ditambah restriksi dan konsekuensi agar interaksi tidak terkesan repetitif dan cerita tetap terstruktur.