digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produk skincare merupakan salah satu produk yang termasuk ke dalam golongan kosmetik. Saat ini masih banyak temuan produk skincare ilegal, mengandung bahan berbahaya, hingga adanya isu produk skincare overklaim. Perilaku penggunaan skincare ini dapat dipengaruhi oleh adanya peran influencer di media sosial sebagai media untuk memperoleh informasi terkait produk skincare. Kehadiran peran apoteker dalam mengawasi dan memberikan edukasi terkait perilaku penggunaan skincare ini sangat diperlukan untuk meminimalisir kesalahan dalam praktik penggunaan skincare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik dalam perilaku penggunaan skincare, sikap yang dipengaruhi influencer dalam perilaku penggunaan skincare, serta persepsi terhadap peran apoteker dalam bidang kosmetik di Mahasiswa Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan desain studi cross-sectional dalam rentang waktu Januari hingga Maret 2025. Data penelitian mencakup demografi responden, pola penggunaan skincare, perilaku penggunaan skincare, pengaruh influencer di media sosial dalam perilaku penggunaan skincare, penilaian peran apoteker dalam bidang kosmetik. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Kota Bandung memiliki sikap negatif (82%%) terhadap perilaku penggunaan skincare yang dipengaruhi influencer. Namun, mahasiswa Kota Bandung cenderung memiliki praktik yang baik (51,5%) terhadap perilaku penggunaan skincare. Sementara persepsi responden terhadap peran apoteker di bidang kosmetik cenderung negatif (83,0%). Terdapat hubungan signifikan (p<0,05) antara pengaruh faktor jenis kelamin, usia dan asal jurusan terhadap sikap dalam perilaku penggunaan skincare yang dipengaruhi influencer dengan signifikansi 0,000, 0,022 dan 0,000. Terdapat hubungan signifikan (p<0,001) antara pengaruh faktor jenis kelamin dan asal jurusan terhadap praktik dalam perilaku penggunaan skincare dengan signifikansi 0,000 dan 0,000. Terdapat hubungan signifikan (p<0,001) antara asal jurusan dengan persepsi terhadap peran apoteker di bidang kosmetik dengan signifikansi 0,000.