Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir, termasuk dalam mendukung kualitas air laut dan menjaga stabilitas ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kesehatan vegetasi mangrove dari tahun 2019 hingga 2024 serta mengetahui hubungan antara kualitas air laut dengan kondisi kesehatan mangrove di pesisir Mundu, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan data lapangan dan juga data satelit untuk hasil yang lebih baik dan mempermudah analisis. Pengambilan data mangrove dan sampel air laut yang dilakukan pada 08 Desember 2024, dengan lima titik pengukuran mangrove dan tujuh titik pengambilan sampel air laut. Analisis citra sentinel-2 level 2A dilakukan menggunakan analisis Mangrove Health Index (MHI), sedangkan data lapangan dianalisis menggunakan perhitungan CHDNcv dengan melibatkan parameter tutupan kanopi, tinggi tegakan, diameter dan frekuensi tegakan mangrove. Kualitas air laut dianalisis melalui pengukuran insitu dan uji laboratorium, kemudian dihitung menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) dan National Sanitation Foundation Water Quality Index (NSFWQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pesisir Mundu memiliki tunggang pasang surut sekitar 0,57–0,82 m (mikrotidal) dan kualitas air laut yang sesuai bagi habitat mangrove. Komunitas mangrove didominasi oleh Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Nilai CHDNcv menunjukkan kondisi kesehatan mangrove berada pada kategori cukup baik hingga baik, dengan kisaran nilai antara 3,37 hingga 4,28. Berdasarkan perhitungan Indeks Pencemaran, perairan tergolong tercemar ringan, sementara berdasarkan NSF-WQI tergolong dalam kategori baik. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan negatif yang kuat antara CHDNcv dan Indeks Pencemaran (R = -0,6), serta hubungan positif yang kuat antara CHDNcv dan NSF-WQI (R = 0,9), yang mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas air laut, semakin baik pula kondisi kesehatan vegetasi mangrove.
Perpustakaan Digital ITB