Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai adanya peningkatan kadar gula darah melebihi batas normal. Karena efek samping dari obat golongan inhibitor alfa-glukosidase (AG), saat ini banyak digunakan produk bahan alam dengan kemampuan yang sama sebagai alternatif pengobatan seperti contohnya ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees.). Meskipun begitu, perlu dilakukan peningkatan aktivitas ekstrak etanol sambiloto (EES) dengan cara mengenkapsulasi ke dalam nanostructured lipid carrier (NLC). NLC-EES dibuat menggunakan kombinasi metode high shear homogenization – ultrasonication dan dioptimasi dengan memvariasikan variabel bebas (X) berupa %surfaktan, %lipid, serta durasi penggunaan ultraturrax dan ultrasonicator probe. Formula NLC-EES yang optimal kemudian dikarakterisasi dan dievaluasi. Selain itu sediaan juga diuji secara in vivo menggunakan metode tes toleransi glukosa oral pada mencit jantan galur Swiss Webster. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan formula optimal NLC-EES dengan kandungan EES 0,5%, total lipid 3% yang terdiri dari gliseril monostearat dan minyak zaitun (7:3), dan total surfaktan 8% yang terdiri dari Span 20 dan propilen glikol. Sediaan NLC-EES menunjukkan karakteristik organoleptik berbentuk cairan kental berwarna kehijauan, morfologi partikel berbentuk sferik, pH 6,013 ± 0,005, ukuran partikel 280,8 ± 32,58 nm, indeks polidispersitas 0,327 ± 0,043, zeta potensial -72,5 ± 0,1 mV, dan efisiensi enkapsulasi 83,57 ± 2,56 %. Sediaan NLC-EES menunjukkan stabilitas yang baik selama 28 hari pada suhu penyimpanan 25?C. Berdasarkan hasil uji toleransi glukosa darah menggunakan metode statistik ANOVA One-way yang dilanjutkan dengan post hoc LSD, enkapsulasi EES dalam bentuk NLC terbukti mampu menurunkan kadar glukosa darah secara in vivo.
Perpustakaan Digital ITB