digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Evaluasi fatik pada jembatan beton bertulang bentang panjang yang digunakan dalam infrastruktur kereta cepat di Indonesia masih tergolong minim dan belum menjadi fokus utama dalam praktik rekayasa saat ini. Sebagian besar penilaian kondisi struktur lebih berorientasi pada kekuatan statik dan pemenuhan batas ultimit, tanpa mempertimbangkan efek akumulasi beban berulang akibat kereta berkecepatan tinggi yang frekuensinya tinggi dan bersifat dinamis. Padahal, jembatan bentang panjang pada lintas kereta cepat memiliki karakteristik getaran dan siklus pembebanan yang berpotensi mempercepat kerusakan akibat fatik, khususnya pada elemen-elemen struktural seperti tulangan dan beton di daerah tegangan tinggi. Ketiadaan regulasi nasional yang secara khusus mengatur evaluasi fatik pada sistem ini, serta terbatasnya studi numerik dan eksperimental yang relevan, menjadi kendala utama dalam menjamin keandalan jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan evaluasi fatik yang sistematis, berbasis standar internasional seperti Eurocode atau Chinacode, serta pengembangan pedoman nasional yang dapat menjawab tantangan khusus dari sistem perkeretaapian cepat di Indonesia. Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menghubungkan Kota Jakarta Start Point Halim Perdanakusuma Station – dan Kota Bandung End Point Tegal Luar Station. Pada pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terdapat Jembatan yang ii memiliki bentang 128 meter. Jembatan ini merupakan ikon pertumbuhan tenologi, investasi, dan ekonomi bagi Republik Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah China, yang diproyeksikan mendukung percepatan mobilisasi masyarakat dari Kota Jakarta menuju Kota Bandung. Dengan demikian diperlukan suatu evaluasi yang memperhitungkan kondisi jembatan dalam masa layan agar menahan pembebanan yang bersifat dinamis dan berulang. Salah satu evaluasi yang dilakukan dengan evaluasi fatik terhadap elemen beton, prategang, serta tulangan, jembatan bentang panjang. Metode penelitian akan diawali dengan pemodelan jembatan dengan Software Midas Civil 2022. Untuk evaluasi fatik, akan dilakukan pembebanan yang bervariasi dengan Europe Standard, dan Chinese Standard. Output yang diambil dari pengolahan Midas Civil berupa rentang tegangan dari berbagai variasi pembebanan berdasarkan variasi standard code. Data tersebut kemudian akan diolah untuk mendapatkan umur kritis suatu section jembatan dan siklus tahanan nominal fatik. Hasil akhir penelitian adalah mendapatkan kondisi kritis elemen beton, prategang, dan tulangan, terduga fatik dan umur fatik baja prategang dalam bentuk jumlah siklus maupun nominal tahun, yang diharapkan masih sesuai dengan umur layan jembatan sebesar yaitu 100 tahun, sehingga dapat disimpulkan kerusakan fatik tidak terjadi selama masa layan.