Evaluasi fatik pada jembatan beton bertulang bentang panjang yang digunakan
dalam infrastruktur kereta cepat di Indonesia masih tergolong minim dan belum
menjadi fokus utama dalam praktik rekayasa saat ini. Sebagian besar penilaian
kondisi struktur lebih berorientasi pada kekuatan statik dan pemenuhan batas
ultimit, tanpa mempertimbangkan efek akumulasi beban berulang akibat kereta
berkecepatan tinggi yang frekuensinya tinggi dan bersifat dinamis. Padahal,
jembatan bentang panjang pada lintas kereta cepat memiliki karakteristik getaran
dan siklus pembebanan yang berpotensi mempercepat kerusakan akibat fatik,
khususnya pada elemen-elemen struktural seperti tulangan dan beton di daerah
tegangan tinggi. Ketiadaan regulasi nasional yang secara khusus mengatur evaluasi
fatik pada sistem ini, serta terbatasnya studi numerik dan eksperimental yang
relevan, menjadi kendala utama dalam menjamin keandalan jangka panjang. Oleh
karena itu, diperlukan pendekatan evaluasi fatik yang sistematis, berbasis standar
internasional seperti Eurocode atau Chinacode, serta pengembangan pedoman
nasional yang dapat menjawab tantangan khusus dari sistem perkeretaapian cepat
di Indonesia.
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menghubungkan Kota Jakarta Start Point
Halim Perdanakusuma Station – dan Kota Bandung End Point Tegal Luar Station.
Pada pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terdapat Jembatan yang
ii
memiliki bentang 128 meter. Jembatan ini merupakan ikon pertumbuhan tenologi,
investasi, dan ekonomi bagi Republik Indonesia yang bekerja sama dengan
pemerintah China, yang diproyeksikan mendukung percepatan mobilisasi
masyarakat dari Kota Jakarta menuju Kota Bandung. Dengan demikian diperlukan
suatu evaluasi yang memperhitungkan kondisi jembatan dalam masa layan agar
menahan pembebanan yang bersifat dinamis dan berulang. Salah satu evaluasi yang
dilakukan dengan evaluasi fatik terhadap elemen beton, prategang, serta tulangan,
jembatan bentang panjang.
Metode penelitian akan diawali dengan pemodelan jembatan dengan Software
Midas Civil 2022. Untuk evaluasi fatik, akan dilakukan pembebanan yang
bervariasi dengan Europe Standard, dan Chinese Standard. Output yang diambil
dari pengolahan Midas Civil berupa rentang tegangan dari berbagai variasi
pembebanan berdasarkan variasi standard code. Data tersebut kemudian akan
diolah untuk mendapatkan umur kritis suatu section jembatan dan siklus tahanan
nominal fatik.
Hasil akhir penelitian adalah mendapatkan kondisi kritis elemen beton, prategang,
dan tulangan, terduga fatik dan umur fatik baja prategang dalam bentuk jumlah
siklus maupun nominal tahun, yang diharapkan masih sesuai dengan umur layan
jembatan sebesar yaitu 100 tahun, sehingga dapat disimpulkan kerusakan fatik tidak
terjadi selama masa layan.
Perpustakaan Digital ITB