digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dried Blood Spot (DBS) merupakan teknik pengambilan sampel darah yang efisien, minimal invasif, dan banyak digunakan dalam bidang farmasi, khususnya untuk analisis biofarmasetik dan pemantauan terapi obat (Therapeutic Drug Monitoring/TDM). Keberhasilan kuantifikasi analit berbasis DBS sangat bergantung pada metode ekstraksi yang digunakan, terutama dalam menyesuaikan karakteristik metode dengan sifat fisikokimia analit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan kinerja tiga metode ekstraksi, yaitu presipitasi protein (PP), ekstraksi cair-cair (LLE), dan ekstraksi fase padat (SPE) dalam mengekstraksi senyawa obat dari DBS. Penelitian dilakukan melalui tinjauan literatur sistematis terhadap lima puluh artikel ilmiah, mencakup seratus sebelas analit yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan secara deskriptif dan eksploratif menggunakan visualisasi boxplot untuk mengamati tren performa antar metode. Secara umum, ketiga metode ekstraksi mampu mengekstraksi senyawa dengan baik, terbukti dari hasil yang menunjukkan nilai akurasi dan presisi yang mayoritas berada dalam batas validasi (? 15%), dengan 71 dari 91 analit PP menunjukkan hasil yang baik dan 46 di antaranya memiliki akurasi dan presisi < 10%. Sementara itu, 7 dari 8 analit LLE dan 11 dari 12 analit SPE telah memenuhi parameter validasi. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas metode ekstraksi dipengaruhi oleh sifat fisikokimia analit, seperti log P dan protein binding. Metode SPE dan LLE cenderung lebih unggul dalam mengekstraksi senyawa dengan log P > 1 dan protein binding > 50%, sementara metode PP menunjukkan performa terbaik pada senyawa dengan protein binding < 50%. Penelitian ini juga melakukan optimasi pelarut pengekstraksi pada artemisinin (log P = 2,52; protein binding = 64%) menggunakan metode PP. Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi, dilakukan optimasi pelarut dengan campuran metanol: asetonitril (20:80 v/v dan 30:70 v/v) serta penambahan 0,1% asam format. Hasil optimasi menunjukkan peningkatan area kromatogram (AUC) dan penurunan %RSD, menegaskan bahwa metode PP tetap dapat diandalkan bila dilakukan optimalisasi pelarut pengekstraksi dan homogenisasi yang tepat. Penelitian ini memberikan dasar dalam pemilihan metode ekstraksi berbasis DBS yang sesuai dengan karakteristik analit untuk mencapai hasil analisis yang optimal.