digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Akhmad Faizal Nasution
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Impor beras di Indonesia dikelola secara terpusat oleh Bulog, sebuah perusahaan milik negara yang bertindak sebagai satu-satunya importir beras di Indonesia. Dalam penelitian ini, sebuah perusahaan trading asal Jepang bernama Arconel berpartisipasi dalam tender impor beras Bulog di tahun 2024. Arconel memasok beras dari berbagai asal seperti Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Pengalaman panjangnya di perdagangan beras tidak tercermin pada bisnis impor beras Indonesia. Total volume tender yang dimenangkan Arconel masih tergolong kecil dibandingkan total impor Bulog di tahun 2024. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap daya saing dan keberlanjutan di pasar Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah model bisnis dan kapabilitas Arconel saat ini cukup untuk bersaing di pasar beras Indonesia. Selama proses tender dan pengiriman, Arconel menghadapi berbagai tantangan yang berulang, mulai dari ketatnya persaingan dengan trader dan produsen, penalti akibat penggunaan kapal tua, keterlambatan pengiriman yang mengakibatkan penalti, dan lambatnya proses bongkar muat di pelabuhan Indonesia. Tantangan-tantagan ini berasal dari lemahnya koordinasi internal antara kantor pusat dan kantor cabang, kurangnya fasilitas produksi dan terbatasnya pilihan kapal. Permasalahan ini membuat Arconel kesulitan bersaing dalam tender Bulog. Penelitian ini mengabungkan beberapa alat analisis: Porter’s Five Forces, Resource-Based theory, analisis PESTEL, analisis tematik dari data wawancara dengan sejumlah pihak terkait, analisis SWOT serta matriks TOWS. Alat-alat ini digunakan untuk melakukan analisis internal dan eksternal yang menjadi dasar dalam merumuskan strategi bisnis. Berdasarkan hasil analisis, strategi fokus keunggulan biaya direkomendasikan supaya Arconel dapat bersaing di segmen pasar khusus seperti tender Bulog dan menawarkan harga yang kompetitif. Rencana implementasi yang diajukan meliputi investasi pada fasilitas pengolahan beras lain di negara asal, negosiasi kontrak jangka panjang dengan pemasok terpercaya, perbaikan proses internal antara kantor pusat dan kantor cabang, dan menggunakan pengetahuan lokal untuk mengantisipasi perubahan kebijakan. Langkah implementasi dibagi tiga: pendek, menengah, panjang. Penelitian ini memberikan masukan bagi Arconel untuk tetap bersaing di pasar yang diatur pemerintah dan didominasi oleh produsen besar serta pemasok yang memiliki supplai terintegrasi secara vertikal. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan perusahaan trading lainnya.