Standardized Precipitation Index (SPI) telah direkomendasikan oleh World
Meteorological Organization (WMO) sebagai standar untuk menentukan indeks
kekeringan meteorologis yang dapat digunakan secara global. Perhitungan SPI
melibatkan penggunaan fungsi distribusi untuk menyesuaikan data curah hujan
empiris, dengan fungsi distribusi menjadi salah satu sumber ketidakpastian
terpenting dalam perhitungan SPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
penggunaan fungsi distribusi pada perhitungan SPI yang cocok digunakan di
Indonesia, dengan membandingkan 8 fungsi distribusi Gamma, Gaussian, Log
Normal, Gumbel, Weibull, Logistic, Log-Logistic, dan Pearson Type III.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data curah hujan dengan resolusi
waktu 30 menit, yang disediakan oleh Global Precipitation Measurement (GPM)
3IMERGHH Final Run, dengan resolusi spasial sebesar 0,1° x 0,1°, mencakup
periode selama 21 tahun (2002-2023). Evaluasi dilakukan pada periode akumulasi
curah hujan 3-bulan, 6-bulan, dan 12-bulan. Metode analisis mencakup Uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Akaike’s Information Criterion (AIC), digunakan
untuk menilai kesesuaian fungsi distribusi yang dievaluasi.
Hasil Uji K-S menunjukkan bahwa semua distribusi memiliki tingkat signifikansi
di atas 90% dengan Gamma sebagai fungsi distribusi yang memperoleh nilai
terendah pada setiap periode. Sementara itu, Uji AIC menghasilkan fungsi
distribusi Weibull sebagai fungsi distribusi dengan hasil terbaik di seluruh wilayah
Indonesia untuk setiap periode akumulasi curah hujan, dengan persentase terbaik,
55,85% (3 bulanan), 62,35% (6 bulanan), dan 64,51% (12 bulanan). Sebaliknya,
fungsi distribusi Gamma, yang umum digunakan dalam perhitungan SPI
memperoleh nilai persentase, 2,50% (3 bulanan), 2,17 (6 bulanan), dan 0.80% (12
bulanan). Berdasarkan temuan penelitian ini, merekomendasikan penggunaan
fungsi distribusi Weibull sebagai fungsi distribusi alternatif dalam perhitungan SPI
di Indonesia khususnya untuk SPI-3, SPI-6, dan SPI-12.
Perpustakaan Digital ITB