ABSTRAK Yudisiasita Muslim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VII_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN_Yudisiasita Muslim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sejak tahun 2010, Institut Teknologi Bandung resmi menjalankan perkuliahan multikampus. Teknik Industri (TI) merupakan salah satu program studi yang mengikuti skema ini dengan aktivitas perkuliahannya dijalankan di Kampus Ganesha dan Kampus Cirebon. Meskipun demikian, mekanisme kuliah TI Kampus Cirebon berbeda dengan Kampus Ganesha karena mahasiswa mengikuti mekanisme kuliah sistem blok dan nonblok. Sistem blok adalah penggabungan dua sampai tiga pertemuan suatu mata kuliah dalam satu hari sementara sistem nonblok adalah kuliah dengan pertemuan satu kali dalam seminggu. Selama pelaksanaannya, banyak mahasiswa lebih memilih untuk mengikuti kuliah nonblok daripada kuliah blok alasan seperti kuliah blok dirasa terlalu padat, ketidakmampuan mahasiswa menerima banyak materi kuantitatif dalam satu waktu, dan keberjalanan kelas blok yang monoton. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengevalusi tingkat beban kerja mental mahasiswa pada kedua sistem kuliah yang hasilnya diharapkan dapat membuat pelaksanaan kuliah menjadi lebih efektif dan efisien.
Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen dengan melibatkan 38 mahasiswa yang berasal dari empat angkatan sebagai partisipan. Eksperimen dilakukan saat sebelum dan sesudah kuliah sistem blok serta sebelum dan sesudah kuliah sistem nonblok. Pada tiap pengukuran eksperimen, ada tiga alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner NASA-TLX, kuesioner Karolinska Sleepiness Scale (KSS), dan stroop test. Dari ketiga alat ukur ini digunakan empat parameter sebagai bahan untuk mengukur dan mengevaluasi beban kerja mental mahasiswa, yakni skor akhir NASA-TLX, skor KSS, serta total waktu dan total eror dari stroop test.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa beban kerja mental kuliah sistem blok lebih tinggi daripada kuliah sistem nonblok pada semua parameter pengukuran. Nilai perbedaan merupakan pengurangan hasil sesudah dengan hasil sebelum pada tiap sistem kuliah. Akan tetapi, uji beda Independent Sample T-Test dan Mann Whitney U Test menunjukkan bahwa untuk semua parameter tingkat beban kerja mental pada kuliah sistem blok dan kuliah sistem nonblok tidak berbeda signifikan.
Perpustakaan Digital ITB