Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Penyebaran bakteri terjadi melalui kontak fisik dan lingkungan.
Bakteri menyerang jaringan pernapasan manusia dengan menyebarkan toksin ke
jaringan lainnya. Komplikasi dari penyakit ini menyebabkan miokarditis dan
kerusakan saraf yang berakibat kelumpuhan atau meninggal dunia. Pengobatan
yang diperlukan yaitu pemberian antitoksin, antibiotik, dan vaksinasi untuk
melawan bakteri. Pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi agar jumlah
individu terinfeksi terkontrol. Namun, pandemi COVID-19 menyebabkan program
vaksinasi mengalami gangguan sehingga tidak tercipta perlindungan terhadap
difteri di masyarakat. Hal ini menyebabkan jumlah kasus infeksi mengalami
peningkatan setelah pandemi mulai mereda. Dampak negatif dapat timbul pada
berbagai aspek, salah satunya aspek finansial masyarakat. Salah satu cara untuk
meminimalkan dampak negatif pada aspek finansial yaitu dengan keikutsertaan
pada asuransi untuk penyakit difteri. Pemodelan penyakit difteri yang didasarkan
pada model SIR digunakan untuk mengestimasi parameter-parameter seperti
koefisien transmisi dan laju removal. Estimasi parameter dilakukan dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil dengan bantuan metode resampling.
Parameter yang diperoleh akan digunakan untuk mengidentifikasi kondisi
penyebaran penyakit, menghitung nilai actuarial present value (APV), serta
menganalisis pengaruh nilai-nilai yang digunakan untuk menghitung nilai premi.