digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nasywa Natania
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Air gun array merupakan sumber seismik utama dalam survei laut yang menghasilkan dua jenis source signature: near-field dan far-field. Far-field signature memiliki peran yang signifikan dalam pemrosesan data seismik, terutama pada tahap dekonvolusi. Namun, pengukuran langsung far-field signature di laut sering kali sulit dilakukan karena kendala teknis dan biaya. Sebagai alternatif, metode estimasi far-field signature dari rekaman near-field hydrophone memberikan solusi yang berbasis shot-to-shot sehingga lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya dibandingkan dengan metode pemodelan akustik yang hanya menghasilkan satu source signature untuk keseluruhan survei. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan far-field signature dari rekaman nearfield hydrophone. Kemudian, far-field signature tersebut akan dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pemodelan akustik dari perangkat lunak Gundalf. Data yang digunakan berupa rekaman near-field hydrophone dari konfigurasi air gun array yang tersusun atas 12 sumber aktif. Pengolahan data dimulai dengan perhitungan notional signature yang selanjutnya disuperposisi dari setiap shot untuk menghasilkan far-field signature. Estimasi far-field signature dilakukan untuk 200 shot. Selanjutnya, far-field signature yang didapatkan dihitung crosscorrelation-nya untuk melihat tren variasi antar shot. Lalu, signature tersebut juga diaplikasikan pada data seismik dalam proses debubble dan designature. Hasil menunjukkan bahwa estimasi far-field signature dapat dilakukan dengan menggunakan rekaman near-field hydrophone. Perbandingan dengan hasil pemodelan Gundalf juga memperlihatkan kesesuaian dari segi frekuensi ghost notch, peak-to-bubble ratio (PBR), dan cross correlation. Akan tetapi, crosscorrelation antara far-field signature shot pertama dengan shot lainnya menunjukkan hasil yang konsisten mendekati 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi survei berjalan dengan stabil dan penggunaan single signature telah cukup representatif untuk keseluruhan data. Penggunaan single signature tersebut terbukti efektif dalam menekan efek bubble dan zero-phasing data seismik.