COVER Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alifah Rufaida
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Pertumbuhan emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir menjadi tantangan serius bagi pencapaian target Net Zero Emission (NZE)
tahun 2060. Salah satu upaya mitigasi emisi di sektor energi, khususnya industri
hulu migas, adalah pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and
Storage (CCUS). Teknologi ini memerlukan infrastruktur pendukung berupa
anjungan lepas pantai untuk menampung fasilitas penangkapan, kompresi, serta
injeksi gas karbon dioksida (CO?) ke dalam reservoir bawah laut. Oleh karena itu,
integritas struktur anjungan lepas pantai harus dipastikan agar mampu beroperasi
secara aman dan berkelanjutan pada kondisi lingkungan ekstrem di laut. Penelitian
ini berfokus pada evaluasi desain anjungan lepas pantai tipe monopod dengan
mengacu pada standar API RP2A-WSD 22ed. Analisis dilakukan dalam dua kondisi
utama, yaitu in-service dan pre-service. Analisis in-service mencakup in-place
analysis pada kondisi operasional dan storm, seismic analysis pada kondisi
Strength Level Earthquake (SLE) dan Ductility Level Earthquake (DLE), serta
fatigue analysis berbasis metode deterministik. Sementara itu, analisis pre-service
dilakukan pada tahap lifting deck untuk menentukan peralatan pengangkatan
seperti sling, shackle, dan padeye yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memastikan integritas struktur anjungan dalam hal member stress check,
joint punching shear, kapasitas pile, defleksi, umur layan, serta keamanan proses
lifting.
Perpustakaan Digital ITB