digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flipbook Dessy Rondang Monaomi

Ketersediaan air bersih merupakan tantangan global, khususnya di wilayah dengan sumber daya air terbatas. Salah satu solusi yang efisien dan ramah lingkungan adalah teknologi solar still, yang memanfaatkan energi surya untuk proses distilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan performa solar still konvensional dengan solar still tipe hibrida yang dilengkapi elemen pemanas (heater) sebagai sumber energi tambahan. Variasi kedalaman air (2 cm, 5 cm, dan 8 cm) serta lima titik pengukuran temperatur (A–E) digunakan untuk menganalisis distribusi termal dan pengaruhnya terhadap output sistem. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan pemanas secara signifikan meningkatkan suhu air basin, temperatur kaca, dan temperatur udara di dalam unit. Efek ini berdampak langsung pada peningkatan laju evaporasi dan volume air hasil distilasi. Output tertinggi tercatat pada solar still hibrida dengan kedalaman air 2 cm, yakni sebesar 160 mL, lebih tinggi dibandingkan unit konvensional dengan 140 mL. Efisiensi termal dan laju evaporasi sistem hibrida juga lebih unggul pada seluruh variasi kedalaman. Analisis distribusi temperatur dari lima titik pengukuran menunjukkan bahwa titik tengah (Titik C dan E) mengalami akumulasi panas tertinggi, yang berkontribusi signifikan terhadap performa distilasi. Dengan demikian, integrasi antara pemanasan pasif (matahari) dan aktif (elemen pemanas) dalam desain solar still hibrida terbukti mampu meningkatkan efisiensi termal dan produktivitas air suling. Teknologi ini memiliki potensi aplikatif untuk penyediaan air bersih di daerah terpencil dengan keterbatasan energi konvensional.