digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara merupakan kontributor utama emisi karbon di sektor energi. Co-firing biomassa menjadi strategi alternatif untuk mengurangi emisi tanpa perlu penggantian besar pada infrastruktur pembangkit. Penelitian ini mengevaluasi performa co-firing tiga jenis biomassa-sekam padi, sawdust, dan cangkang sawit yang dicampurkan sebesar 5% massa ke dalam bahan bakar batubara pada PLTU Labuhan Angin. Analisis dilakukan menggunakan simulasi Aspen Plus untuk mengkaji efisiensi termal dan dampak lingkungan berupa emisi CO?, CO, NO, SO?, dan abu sisa pembakaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa co-firing sekam padi memberikan efisiensi termal tertinggi, sementara cangkang sawit menghasilkan emisi gas buang yang paling rendah. Emisi CO? dan SO? menurun pada seluruh skenario biomassa dibandingkan dengan batubara murni, yang mencerminkan karakteristik biomassa yang lebih bersih dan karbon netral. Emisi NO bervariasi tergantung pada kandungan nitrogen dan suhu pembakaran, dengan cangkang sawit menunjukkan performa terbaik. Emisi CO sangat rendah pada seluruh skenario akibat asumsi pembakaran sempurna dalam model simulasi. Kandungan abu tertinggi dihasilkan oleh sekam padi, sedangkan sawdust menghasilkan abu paling sedikit. Secara keseluruhan, co-firing biomassa terbukti meningkatkan efisiensi sistem dan menurunkan dampak lingkungan, dengan masing-masing jenis biomassa memiliki keunggulan berbeda. Hasil ini dapat menjadi dasar pemilihan bahan bakar campuran yang optimal bagi pembangkit listrik berkelanjutan.