digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

BAB 1 Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

BAB 2 Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

BAB 3 Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

BAB 4 Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

BAB 5 Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

PUSTAKA Aufal Atiqi Almas Roosdiansyah
EMBARGO  2028-08-25 

Untuk mendukung target Net Zero Emissions 2060, Indonesia mendorong penggunaan kendaraan listrik. Transisi ini diproyeksikan dapat mengahsilkan 189.432 ton limbah baterai pada tahun 2035 yang pada baterai nikel-mangan-kobalt (NMC) berpotensi menyumbang 19.416 ton nikel. Teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) dapat dimanfaatkan untuk menyintesis ulang prekursor seperti NiCO? melalui enzim karbonat anhidrase (CA) dan urease yang mempercepat konversi CO? dan meningkatkan pH larutan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi biomineralisasi NiCO? melalui injeksi CO? dan ureolisis, serta menganalisis pengaruh enzim dan NH?OH terhadap karakteristik partikel. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap utama. Tahap pertama adalah seleksi 69 isolat bakteri ureolitik berdasarkan aktivitas urease. Tiga isolat terbaik diuji laju pertumbuhannya, dan isolat tercepat digunakan pada tahap selanjutnya. Tahap kedua melibatkan injeksi CO? ke dalam larutan NiSO? dengan variasi NH?OH 0,67 M dan 1,00 M serta enzim CA 0% dan 10% dari kultur Pseudomonas sp. SKC-25 (JP2). Kadar nikel diukur menggunakan atomic absorption spectroscopy (AAS), dan presipitat dikarakterisasi dengan Scanning electron microscope–energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS), X-ray diffraction (XRD), fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), dan particle size analyzer (PSA). Tahap ketiga mengevaluasi pengaruh NH?OH terhadap biomineralisasi ureolisis dalam medium nutrient broth (NB) dengan NiSO? dan urea 20 g/L. Sampel diambil setiap 24 jam selama lima hari untuk mendapatkan nilai kadar nikel, serapan pada spektrum cahaya, dan pH. Presipitat akhir dikarakterisasi seperti pada tahap kedua. Konsentrasi NH?OH dan enzim CA berpengaruh signifikan terhadap konversi nikel. Penambahan 10% enzim CA meningkatkan konversi nikel hingga lebih dari 98%, sedangkan peningkatan konsentrasi NH?OH justru menurunkan efisiensi presipitasi. Namun, interaksi antar keduanya tidak signifikan, menandakan pengaruh independen. Enzim CA 10% juga memperkecil ukuran dan mempersempit distribusi partikel, terlihat dari penurunan tingkat sebaran ukuran dari 2,744 menjadi 2,094 pada NH?OH 0,67 M. Sebaliknya, peningkatan NH4OH memperbesar ukuran dan memperlebar distribusi. Citra SEM menunjukkan partikel sferis berpori dengan enzim, dan partikel kasar tak beraturan pada NH4OH tinggi. Dalam biomineralisasi berbasis ureolisis, penambahan NH?OH menurunkan efisiensi presipitasi dari 32,18% menjadi 23,08%, disertai pembentukan partikel yang lebih kasar dan distribusi ukuran lebih lebar.