digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengeksplorasi implementasi dan hasil dari Dynamic Performance Management System (DPMS) di Petrikbike, sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di bidang konversi kendaraan listrik dan perakitan baterai. Di tengah ekspansi pasar yang pesat dan perubahan regulasi pemerintah, Petrikbike menghadapi tantangan dalam menyelaraskan tujuan strategis dengan efektivitas operasional, sembari mempertahankan proses pembelajaran organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan utama: (1) bagaimana implementasi DPMS dilakukan di Petrikbike, dan (2) sejauh mana sistem ini berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara efisien. Berdasarkan pendekatan sistem dinamis, teori penetapan tujuan (goal-setting theory), dan teori pembelajaran organisasi khususnya double-loop learning penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi lapangan, dokumentasi internal, serta pemantauan melalui dashboard ERP selama periode 2021 hingga 2025. Analisis tematik digunakan untuk mengkode dan menafsirkan data, sementara diagram umpan balik kausal (causal loop diagram/CLD) dimanfaatkan untuk memodelkan keterkaitan sistemik dan struktur umpan balik. Hasil analisis mengidentifikasi empat loop umpan balik utama: R1 (Responsivitas Sistem), B1 (Manajemen Kapasitas), B2 (Beban Inovasi), dan R2 (Penyelarasan Strategis). Masing-masing loop menunjukkan kekuatan tersendiri: dashboard ERP meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan dan transparansi (R1, R2); pelatihan reaktif membantu menstabilkan operasional saat terjadi gangguan (B1); serta inovasi berbasis permintaan pelanggan memperkuat daya saing perusahaan (B2). Namun demikian, sejumlah kelemahan struktural juga teridentifikasi, seperti keterlambatan dalam pelatihan dan siklus umpan balik, beban kerja yang tinggi pada tim litbang (R&D), serta ketergantungan berlebihan pada indikator kinerja kuantitatif (KPI) yang mengaburkan aspek kualitatif dalam pembelajaran organisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa DPMS meningkatkan pemantauan kinerja dan fokus strategis, namun juga mengungkap adanya ketegangan sistemik akibat keterlambatan respons dan asumsi-asumsi yang tidak pernah dipertanyakan. Bukti penerapan double-loop learning muncul melalui evaluasi tim secara berkala, diskusi lintas fungsi, serta pemanfaatan data ERP. Praktik-praktik ini memungkinkan organisasi untuk secara bertahap meninjau ulang model mental yang ada dan memperbaiki pengambilan keputusan di luar tindakan korektif rutin. Secara keseluruhan, DPMS bukan sekadar alat pengukuran kinerja, melainkan arsitektur pembelajaran yang memungkinkan UKM untuk berkembang dalam lingkungan yang dinamis. Dengan mengintegrasikan umpan balik waktu nyata dan rutinitas reflektif, Petrikbike menunjukkan bagaimana UKM dapat menyeimbangkan responsivitas, inovasi, dan efisiensi jangka panjang. Temuan ini memberikan wawasan praktis bagi UKM di sektor industri baru yang ingin menginstitusionalisasi pembelajaran strategis melalui sistem manajemen kinerja yang adaptif.