ABSTRAK Fildzah Khairon Varari
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik memiliki potensi geotermal besar
berkat banyaknya gunung api aktif. Penelitian ini mengaplikasikan metode Ambient
Seismic Noise Tomography (ANT) untuk memodelkan struktur kecepatan seismik
bawah permukaan di kawasan eksplorasi geotermal “ANPA”. Dari aspek
akuisisinya, ANT relatif lebih sederhana karena tidak memerlukan sumber buatan
dan dapat dikonfigurasikan untuk cakupan wilayah yang akan diteliti serta relatif
dapat diterapkan dalam berbagai kondisi lapangan. Pada penelitian ini, data ambient
noise direkam oleh 10 seismometer dengan rentang Januari–Maret 2022. Data
tersebut diolah, yang meliputi tahapan: preprocessing data seperti detrending,
demeaning, bandpass filtering, segmentasi, serta normalisasi temporal (1-bit
normalization) dan spectral whitening untuk meminimalkan noise yang tidak
koheren. Selanjutnya, tiap pasangan data komponen vertikal dikorelasi-silang untuk
menghasilkan Empirical Green’s Function (EGF) gelombang Rayleigh. Setelah
diperoleh EGF, kemudian kurva dispersi diekstraksi dari EGF menggunakan teknik
frequency-time analysis (FTAN). Kumpulan kurva dispersi selanjutnya digunakan
dalam direct inversion tomography untuk membangun model distribusi kecepatan
gelombang geser (Vs). Hasil inversi menunjukkan variasi Vs antara 0.8 km/s hingga
1.3 km/s dengan pola distribusi yang mencerminkan struktur geologi utama dalam
sistem geotermal. Anomali kecepatan tinggi dominan di bagian permukaan hingga
kedalaman 0.5 km hingga sekitar 1.7 km, pola ini diinterpretasikan sebagai zona
batuan lebih rapat di atas reservoir geotermal. Di bawah zona tersebut, anomali
kecepatan rendah diduga menunjukkan area berporositas tinggi yang kemungkinan
terisi fluida panas. Model yang dihasilkan sesuai dengan hasil dari metode gravitasi
dan magnetotellurik (MT) berdasarkan penelitian sebelumnya. Meski demikian,
resolusi ANT dalam penelitian ini terbatas hingga kedalaman 3 km dan ukuran
anomali yang dapat diresolusi relatif besar karena keterbatasan jumlah stasiun
seismik. Peningkatan jumlah dan kerapatan jaringan stasiun diharapkan dapat
memperbaiki hal tersebut. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa
metode ANT efektif untuk eksplorasi geotermal, terutama dalam mengidentifikasi
struktur geotermal tanpa bergantung pada sumber gempa aktif, serta berpotensi
diterapkan lebih luas dalam studi geotermal dan mitigasi risiko geologi melalui
pemetaan struktur kecepatan seismik bawah permukaan.
Perpustakaan Digital ITB