digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri farmasi mempunyai peran krusial dalam mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi. Untuk menjangkau pasien secara efektif, perusahaan harus memanfaatkan data untuk mengoptimalkan strateginya. Pendekatan berbasis data ini sangat penting untuk memahami system kesehatan yang terus berubah dan berkembang dan untuk memastikan obat-obatan yang sangat dibutuhkan dapat sampai pada pasien yang membutuhkannya. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki alasan strategis mengapa perusahaan farmasi perlu mengadopsi bisnis analitik (BA) dalam operasi penjualan dan pemasaran mereka. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis pendorong dan hambatan yang mempengaruhi keberhasilan penerapan BA. Selanjutnya, penelitian ini mengembangkan kerangka konseptual yang menjelaskan interkoneksi di antara faktor-faktor tersebut. Pada akhirnya, penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh perusahaan farmasi tentang bagaimana mengelola kapabilitas BA secara efektif, mengelola pertimbangan-pertimbangan penting, dan mengurangi hambatan implementasi BA, sehingga pada ahirnya dapat meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pragmatis dan abduktif, didorong oleh keinginan untuk memecahkan masalah bisnis yang nyata. Desain studi kasus digunakan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang adopsi BA. Selanjutnya, analisis sistem dinamik digunakan untuk memahami interkoneksi dan mekanisme umpan balik yang mempengaruhi adopsi BA. Dengan memanfaatkan kombinasi analisis studi kasus dan pemodelan sistem dinamika, penelitian ini memberikan pemahaman komprehensif tentang faktor- faktor yang mendorong adopsi BA pada industri farmasi. Melalui studi kasus komparatif, koding terbuka, aksial, dan selektif digunakan untuk menggali konsep dan konstruksi yang membentuk kapabilitas BA. Kerangka kerja awal, yang disusun menggunakan urutan logis, yang menggabungkan interaksi antara teknologi, manusia, manajemen, dan model bisnis dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan, pada akhirnya, kinerja bisnis. Studi kasus komparatif mengonfirmasi peran penting kepemimpinan, termasuk kemampuan pemimpin untuk menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan pembangunan kapabilitas jangka panjang. Selanjutnya, studi ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan orientasi digital dan model bisnis yang agile dapat mempengaruhi kemampuannya untuk memanfaatkan BA. Penelitian ini menggarisbawahi perbedaan dalam implementasi BA di antara perusahaan farmasi yang beroperasi di pasar yang sama. Hasil analisa sistem dinamika dalam bentuk sistemigram yang komprehensif menggambarkan interaksi yang rumit antara faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi BA. Analisis tersebut mengungkapkan keterkaitan yang kuat antara faktor teknologi dan organisasi, dibuktikan dengan kepadatan jaringan dan munculnya diagram sebab-akibat (CLD). Menariknya, meskipun faktor lingkungan memberikan pengaruh penting pada keputusan adopsi BA, interkoneksi faktor lingkungan tersebut tampak kurang menonjol. Tiga CLD yang berbeda muncul, berfokus pada ketersediaan dan kualitas data, kegunaan teknologi, dan pengembangan kemampuan manusia. Ketiga faktor kunci ini terkait erat dengan dukungan manajemen puncak dalam hal investasi. Mengingat otoritas mereka untuk menentukan arah perusahaan, terutama terkait alokasi sumber daya, pemimpin memainkan peran penting. Sebagaimana ditegaskan oleh teori RBT, implementasi BA yang efektif memerlukan fondasi yang kuat dari sumber daya dan kemampuan mengelola sumberdaya tersebut. Sebagai perintis dalam penelitian kualitatif di bidang farmasi, penelitian ini memberikan pemahaman berharga terkait BA di industri farmasi dengan menyediakan kerangka kerja BA yang komprehensif serta memperkenalkan variabel moderasi baru. Selanjutnya, studi ini menunjukkan keterkaitan antara kemampuan BA dan faktor keputusan untuk adopsi BA. Penelitian ini juga memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bahwa adopsi BA memerlukan dukungan kuat dari pemimpin puncak. Untuk membangun kepercayaan pada BA, perusahaan dapat memulai dengan proyek percontohan skala kecil yang dirancang untuk untuk mengatasi tantangan bisnis spesifik.