Bendungan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat yaitu sebagai penyimpan air,
pencegah banjir, penyediaan air irigasi, objek wisata, penyediaan energi
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan lainnya. Bendungan Budong-Budong
merupakan bendungan urugan yang memiliki tampungan sebesar 79,83 juta m3
yang dibangun di Desa Salulekbo, Kabupaten Mamuju Tengah. Disamping
banyaknya manfaat dari bendungan, terdapat potensi bahaya yang dapat
membahayakan jiwa manusia dan merusak infrastruktur di bagian hilirnya. Salah
satu potensi bahaya yang dapat diakibatkan adalah keruntuhan bendungan. Dengan
mempertimbangkan potensi bahaya yang diakibatkan oleh keruntuhan bendungan,
diperlukan pengkajian risiko bencana banjir akibat keruntuhan bendungan. Analisis
keruntuhan bendungan dilakukan dengan menggunakan software HEC-RAS
dengan skenario kondisi muka air waduk setinggi muka air normal. Kondisi dalam
analisis keruntuhan bendungan Budong-Budong ditinjau dalam kondisi akibat
piping bawah pada elevasi ± 49 meter. Kondisi ini diasumsikan merupakan kondisi
awal sebagai acuan untuk melakukan tindak rencana mitigasi bencana dalam upaya
meminimalkan kerugian baik materil maupun imateril. Dari hasil pemodelan
dengan skenario piping bawah, didapatkan Qpeak dengan total 13.691,3 m3/s
dengan luas area tergenang sebesar 102.771 Km2 dengan total volume yang ada di
waduk sebesar 57 juta m3. Desa yang terdampak akibat banjir oleh keruntuhan
bendungan sebesar 20 desa di 5 Kecamatan sepanjang sungai Budong-Budong.
Tingkat ancaman banjir di 5 Kecamatan sepanjang sungai terbagi menjadi 3
kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Parameter banjir yang dianalisis meliputi
kedalaman, kecepatan, dan kecepatan rambat gelombang banjir (celerity). Selain
itu, penelitian ini juga mengkaji tingkat kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan
lingkungan, serta kapasitas penanggulangan wilayah berdasarkan pedoman BNPB.
Strategi mitigasi dilakukan melalui pendekatan SWOT dan peningkatan kapasitas
masyarakat, yang menunjukkan efektivitas dalam menurunkan tingkat risiko secara
spasial. Penelitian ini menjadi dasar penting dalam penyusunan dokumen rencana
tindak darurat dan kebijakan pengurangan risiko bencana di sekitar wilayah
bendungan.
Perpustakaan Digital ITB