digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini dilakukan untuk memahami pola hujan dan variabilitas interannualnya terkait dengan fenomena ENSO dan diaplikasikan pada sektor pembangunan di Timor Leste. Studi menggunakan data curah hujan permukaan dari 57 stasiun penakar (1950-2010) di wilayah penelitian. Analisis diawali dengan PCA yang kemudian dikelompokkan dengan klaster. Pengaruh ENSO dianalisis dari Indeks SOI terhadap anomali pola hujan berdasarkan running mean, dan korelasi silang. Variasi pola hujan dijelaskan dengan analisis data transpor kelembapan ECMWF ERA-40 (1958-2001) untuk rejim monsun dan transisi di domain Benua Maritim dan wilayah penelitian. Variabel ini juga digunakan untuk menjelaskan pengaruh ENSO dan asosiasinya dengan variabilitas pola hujan inter-annual di Timor Leste. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pola hujan di Timor Leste dapat diklaster ke dalam tiga kelompok pola hujan, yaitu pola hujan monsunal A serta subpola A1 dan A2. Pola hujan monsunal A memiliki puncak hujan di Januari yang meliputi wilayah penelitian bagian utara, Subpola A1 dengan puncak hujan di Februari, sedangkan Subpola hujan A2 dengan puncak hujan di Mei (MAM) yang didukung oleh sumber transpor kelembapan MAM dari perairan Arafura dengan magnitudo 160180 kg/m/s di selatan lebih kuat dari utara yang hanya 0-60 kg/m/s. Rata-rata korelasi antara SOI dan anomali inter-annual pola hujan A dan subpola A1 and A2 sebesar 30 % dengan waktu lag 2-5 bulanan pada pola A dan subpola A2, dan lag 0 pada subpola A1. Pada keadaan El Niño dan La Niña pola hujan mengalami pengurangan dan penambahan curah hujan bulanan 5-50% dari keadaan normal serta terjadi pergeseran maju atau mundur puncak hujan 1-2 bulan dari normalnya, namun tidak merubah pola hujan A, A1 dan A2 di wilayah Timor Leste dalam skala waktu inter-annual. Hasil ini berimplikasi langsung pada sektor pembangunan pertanian, rancang bangun (sipil), dan kebencanaan. Pola hujan berperan bagi pewilayahan (zonasi) komoditas pertanian dan manajemen budidayanya. Selain itu, sebagai gambaran informasi pengukuran keadaan debit ekstrim untuk pekerjaan rancang bangun, serta dapat sebagai input bagi pemetaan area rawan bencana kekeringan, dan banjir di Timor Leste.