COVER Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Cecillia Maria Veliciana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Moda transportasi kereta api telah menjadi pilihan utama masyarakat untuk perjalanan antarkota, termasuk pada koridor padat Jakarta–Bandung. Namun, kemunculan Kereta Cepat Whoosh sebagai moda baru menandai perubahan penting dalam lanskap transportasi nasional. Untuk memahami potensi peralihan moda dari Kereta Api Argo Parahyangan ke Kereta Cepat Whoosh, diperlukan kajian berbasis preferensi pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan Stated Preference (SP) untuk mengevaluasi kecenderungan pelaku perjalanan dalam memilih moda berdasarkan perbedaan atribut perjalanan. Instrumen survei dikembangkan dengan menyusun 18 skenario perbandingan antara Whoosh dan Argo Parahyangan, yang masing-masing bervariasi dalam selisih tarif, waktu tempuh, dan frekuensi jadwal keberangkatan. Responden memberikan pilihan mereka menggunakan skala semantik 5 poin, serta mengisi data sosial ekonomi dan karakteristik perjalanannya. Data dianalisis menggunakan model logit biner untuk membentuk fungsi utilitas secara keseluruhan dan berdasarkan segmentasi—berdasarkan pendapatan, maksud perjalanan, dan frekuensi perjalanan. Model ini kemudian digunakan untuk menurunkan probabilitas pemilihan moda dan sensitivitasnya terhadap perubahan atribut. Hasil utama menunjukkan bahwa tarif menjadi faktor yang paling memengaruhi keputusan berpindah moda. Temuan ini memberikan dasar bagi penyusunan strategi tarif untuk meningkatkan daya saing moda cepat di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB