BAB 1 Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rifqi Naufal Harnendy
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam penambangan batuan, proses pemberaian batuan memiliki berbagai macam metode, salah
satunya adalah peledakan. Pengeboran dan peledakan merupakan metode yang paling efektif untuk
membongkar dan memberaikan batuan dalam volume yang besar jika dilakukan dengan benar.
Umumnya, bahan peledak yang digunakan adalah bahan peledak berbahan dasar amonium nitrat (AN).
Bahan peledak ini memiliki kelemahan mudah bereaksi dengan batuan samping yang mengandung
mineral sulfida, sehingga ketika lubang ledak dengan batuan mengandung mineral sulfida diisi bahan
peledak AN, AN akan terdekomposisi, menaikkan suhu di sekitar lubang ledak, dan menyebabkan
terjadinya peledakan dini (premature detonation). Reaksi tersebut dikenal dengan kondisi reactive
ground. Metode yang telah umum digunakan untuk menentukan kereaktifan batuan jika direaksikan
dengan AN adalah metode uji chemical compatibility. Australian Explosives Industry and Safety Group
telah mengembangkan tes laboratorium yang dapat dilakukan yaitu Isothermal Reactive Ground Test.
Salah satu faktor yang memengaruhi kereaktifan batuan adalah kandungan air. Kandungan air yang
tepat akan menjadi media reaksi – reaksi yang terjadi namun jika terlalu sedikit atau terlalu banyak
maka reaksi – reaksi yang terjadi akan terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kandungan air terhadap kereaktifan batuan mengandung mineral sulfida ketika direaksikan dengan AN. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan kandungan air dengan kereaktifan batuan adalah
semakin banyak kandungan air di dalam batuan maka kereaktifan batuan semakin menurun.
Perpustakaan Digital ITB