digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fadila Hasna Amalia
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Teknologi carbon capture and storage (CCS) dipertimbangkan dapat menjadi metode yang paling mampu untuk mengisolasi CO2 dalam jumlah besar secara permanen untuk mengurangi emisi CO2 di atmosfer. Salah satu lokasi penyimpanan CO2 yang menjanjikan di Indonesia adalah reservoir batuan karbonat Parigi di Jawa Barat. Namun, interaksi antara CO2 dengan lingkungan reservoir karbonat dapat mengubah parameter fisis batuan yang akan berpengaruh pada efektivitas injeksi juga integritas formasi batuan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan parameter fisis dan struktur pori batuan karbonat formasi Parigi akibat injeksi CO2. Sebelum proses injeksi, sampel core silinder batuan karbonat akan diukur porositas awalnya menggunakan helium porositimeter. Permeabilitas awal batuan akan diukur menggunakan alat ukur permeabilitas gas helium. Tomografi X-ray Micro-CT dan karakterisasi SEM-EDX juga dilakukan untuk mengetahui struktur pori batuan pada kondisi awal. Sampel selanjutnya diinjeksi dengan mengalirkan brine berkarbonasi selama 6 hari sembari dilakukan pengukuran permeabilitas brine secara real-time. Setelah injeksi berakhir, dilakukan pengukuran porositas, permeabilitas, X-ray Micro CT, juga karakterisasi SEM-EDX pada kondisi akhir. Berdasarkan eksperimen pengukuran porositas dan permeabilitas batuan dengan menggunakan gas helium, diperoleh penurunan pada keduanya secara berturut-turut sebesar 0.50% dan 0.58 mD. Perbandingan struktur pori sebelum dan setelah injeksi CO2 menunjukkan adanya fenomena pelarutan batuan dan penutupan pori.