2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Abstract
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - List of Contents
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Chapter 1
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Chapter 2
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Chapter 3
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Chapter 4
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Chapter 5
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - References
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Abdurrahman Harits [19022127] - Appendix
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa
Percepatan agenda Net Zero Emission (NZE) 2060 menempatkan industri hulu migas Indonesia (khususnya PT Pertamina Hulu Indonesia) pada tekanan ganda: menjaga kelangsungan produksi sekaligus memangkas emisi karbon dalam iklim pengawasan publik dan investor yang semakin ketat. Meskipun perusahaan telah mengadopsi ISO 31000 dan strategi keberlanjutan 3P (People, Planet, Profit), belum tersedia evaluasi komprehensif yang menilai sejauh mana sistem manajemen risiko dan program 3P-nya siap menghadapi dinamika transisi iklim nasional. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis proses identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko PHI dalam kerangka ISO 31000; (2) memitigasi risiko dan hambatan penting dalam mencapai Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 dan (3) mengevaluasi efektivitas tiap pilar 3P terhadap target NZE dengan merujuk pada kriteria Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia. Desain studi kasus kualitatif diterapkan melalui triangulasi data: wawancara semi-terstruktur dengan pimpinan fungsi lingkungan, operasi, risiko, dan keuangan; telaah sistematis laporan tahunan dan keberlanjutan 2021–2023; serta pemetaan kinerja 3P pada taksonomi nasional. Analisis konten tematik, member-checking, dan diskusi pakar memperkuat kredibilitas hasil. Temuan menunjukkan bahwa kerangka tata kelola risiko PHI telah memuat matriks probabilitas-severitas, mekanisme eskalasi formal, dan audit berkala sesuai ISO 31000, namun variabel transisi iklim masih belum terintegrasi secara sistematis, sementara pengawasan dewan masih sporadis. Pilar People memenuhi standar kesejahteraan dan keselamatan kerja, tetapi pengukuran dampak sosial jangka panjang masih terfragmentasi; Pilar Planet mencatat inisiatif efisiensi energi dan proyek bersih, namun terkendala kontrol metana, flaring rutin, dan lambannya pengembangan penangkapan-penyimpanan karbon; sedangkan Pilar Profit relatif stabil tetapi bergantung pada aset mature dan belum memanfaatkan pendanaan hijau. Penelitian menyimpulkan bahwa fondasi manajemen risiko PHI kokoh, namun integrasi skenario iklim ke register risiko, percepatan program deteksi-perbaikan kebocoran, eliminasi flaring terencana, finalisasi investasi penangkapan karbon sebelum pertengahan dekade, dan penerbitan obligasi transisi krusial agar pilar 3P naik ke kategori hijau dan jalur NZE 2060 tetap terjaga. Temuan ini memperkaya literatur manajemen risiko energi dan menawarkan panduan praktis bagi PHI serta operator migas lain untuk menyelaraskan risiko, strategi keberlanjutan, dan kebijakan iklim Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB