digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Halumi Nur Khamidah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Studi ini mengevaluasi kelayakan ekonomi pengembangan infrastruktur ventilasi untuk tambang emas bawah tanah CGSS–CGHT PT Antam Tbk UBPE Pongkor dengan membandingkan dua skenario produksi: kelanjutan operasi tanpa pembuatan ventilasi shaft baru (Skenario 1) dan operasi dengan pembuatan ventilasi shaft baru (Skenario 2). Penelitian menggabungkan analisis kondisi bisnis (PESTLE, VRIO, dan SWOT) dengan penilaian proyek menggunakan metode DCF (Discounted Cash Flow). Proyeksi harga emas dan perak diperoleh dari konsensus data bank internasional dan lembaga investasi, sementara arus kas proyek dibangun berdasarkan detail CAPEX (pertambangan, pabrik proses, utilitas, infrastruktur), COGS, OPEX, royalti sesuai fiskal Indonesia, serta depresiasi. Kinerja finansial setiap skenario dinilai menggunakan NPV, IRR, dan payback period dengan mendiskontokan arus kas pada tingkat WACC proyek, serta diuji lebih lanjut melalui analisis sensitivitas terhadap harga emas dan biaya operasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua skenario secara finansial layak; namun, Skenario 2 secara konsisten menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi, dengan NPV sebesar USD 74,11 juta dibandingkan USD 67 juta, IRR sebesar 47% dibandingkan 44%, serta payback period yang serupa yaitu kurang dari satu tahun. Skenario 2 juga meningkatkan unit ekonomi (COGS dan OPEX per ounce lebih rendah) dan menghasilkan pembayaran royalti kumulatif yang lebih tinggi kepada pemerintah Indonesia. Studi ini menyimpulkan bahwa pembangunan dan pengoperasian tambang dengan ventilasi shaft baru merupakan strategi yang lebih unggul untuk memaksimalkan nilai cadangan tersisa CGSS–CGHT, meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, serta memperkuat aspek keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi. Selain itu, studi ini mengusulkan roadmap implementasi bertahap untuk memberikan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan investasi.