digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis dan meningkatkan kinerja operasional PT Arnott’s Indonesia melalui pendekatan berbasis faktor manusia yang terintegrasi dalam kerangka Plan- Do-Check-Act (PDCA). Motivasi kerja karyawan produksi diidentifikasi sebagai faktor utama yang menyebabkan fluktuasi pencapaian target produksi dalam beberapa triwulan terakhir. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dan Multi-Group Analysis (MGA) untuk menguji perbedaan pengaruh motivasi kerja antara karyawan baru dan lama. Motivasi kerja diukur melalui lima dimensi: kompensasi, kondisi kerja, pengakuan, hubungan interpersonal, dan kesempatan berkembang; sedangkan kinerja operasional diukur melalui indikator kualitas, biaya, kecepatan, dan keandalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi kerja dan kesempatan berkembang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja operasional. Bagi karyawan baru, kesempatan berkembang menjadi pendorong utama kinerja, sementara bagi karyawan lama, perbaikan kondisi kerja menjadi prioritas. Temuan Importance-Performance Map Analysis (IPMA) menekankan perlunya strategi manajemen yang spesifik untuk tiap segmen karyawan. Root cause analysis mengidentifikasi tiga akar masalah utama: (1) mekanisme umpan balik yang tidak terstruktur antara operator dan manajemen, (2) sistem pengembangan talenta yang belum berkelanjutan bagi karyawan baru, dan (3) sistem penghargaan yang belum mengakui kontribusi individu secara optimal. Sebagai solusi, penelitian ini merekomendasikan implementasi metodologi 5S, Gemba Walk, pengembangan skill matrix dan sertifikasi internal, serta pembentukan tim Kaizen yang didukung sistem penghargaan berbasis data. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas produksi, memperkuat manajemen SDM berbasis motivasi kerja, serta mendorong perbaikan berkelanjutan demi daya saing jangka panjang perusahaan.