digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Wawan Sopian Juliana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Wawan Sopian Juliana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Wawan Sopian Juliana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Wawan Sopian Juliana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Regulasi yang mengatur insentif di sektor minyak dan gas Indonesia dirancang untuk menarik investasi dan meningkatkan produksi. Insentif tersebut mencakup tax holiday, pembebasan DMO (Domestic Market Obligation), kredit investasi, depresiasi dipercepat, perpanjangan Perjanjian Bagi Hasil (PSC), serta renegosiasi pembagian pendapatan antara kontraktor dan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana insentif-insentif tersebut dapat mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi oleh PT PEPC JTB dalam Proyek Unitisasi Jambaran Tiung Biru, yang saat ini mengalami Net Present Value (NPV) negatif dan Payback Period (PBP) berlangsung hingga tahap akhir proyek. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kombinasi insentif yang optimal, proporsi yang tepat, serta strategi implementasi yang paling efektif dalam meningkatkan kinerja keuangan proyek. Analisis ini dilakukan melalui empat skenario kontrol—Skenario 1, Skenario 2, Skenario 3, dan Skenario 4— yang akan diuji dan dibandingkan untuk menentukan pendekatan yang paling sesuai dalam meningkatkan nilai ekonomi proyek. Untuk keperluan simulasi digunakan model keuangan yang dimodifikasi dari model keuangan proprietary milik PT PEPC JTB, yang beroperasi dalam kerangka PSC dan pedoman akuntansi PSC. Model ini mengintegrasikan berbagai asumsi penting, seperti waktu dan nilai realisasi investasi, tanggal mulai depresiasi, pengeluaran operasional, serta proyeksi produksi dan harga gas serta kondensat dalam jangka panjang. Evaluasi yang lebih komprehensif terhadap setiap skenario kontrol mengacu pada parameter-parameter ekonomi utama seperti NPV, IRR, Profitability Index (PI), dan Payback Period (PBP). Dari keempat skenario yang dianalisis, Skenario 1—yang mencakup penerapan tax holiday, perpanjangan PSC setelah tahun 2035, peningkatan kredit investasi, serta depresiasi dipercepat—terbukti menjadi pilihan yang paling efektif. Berdasarkan kondisi base case, Skenario 1 menghasilkan NPV tertinggi (dengan tingkat diskonto 10%), IRR sebesar 12,92% yang lebih besar dari WACC, Profitability Index (PI) sebesar 1,15, dan Payback Period (PBP) sebesar 14,48 tahun, menjadikannya sebagai opsi yang paling menarik untuk memperbaiki kinerja ekonomi proyek.