Konflik terus terjadi sejak awal berdirinya negara Indonesia sampai sekarang.
Konflik tersebut beragam dari pertentangan politik, konflik agama, hingga
pemberontakan bersenjata yang menimbulkan korban jiwa yang besar.
Wilayah Papua yang terdiri dari provinsi Papua dan papua barat, merupakan salah
satu wilayah di Indonesia yang terus terjadi konflik. Konflik di Papua disebabkan
oleh pertikaian antar suku, pertikaian antar perusahaan pertambangan dengan
masyarakat, kecemburuan terhadap pendatang, dan adanya gerakan separatisme
gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Berbagai cara telah dilakukan untuk
meredam konflik, mulai dari pendekatan bersenjata, pendekatan adat, sampai
diplomasi dan upaya pembangunan dengan Otonomi Khusus Papua. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut tidak dapat menghentikan konfik, malah
membuat dampak baru seperti kriminalitas, korupsi, konflik politik, dan
kesenjangan. Kesenjangan ini kemudian membuat konflik tidak berakhir karena
kesenjangan menimbulkan rasa ketidakadilan.
Kondisi masyarakat Papua yang memiliki keterikatan suku yang besar
menyebabkan orang-orang Papua resisten terhadap perubahan. Akibatnya,
walaupun strategi pembagunan sudah cukup baik, masyarakat masih enggan
mengubah perilaku. Perlu diupayakan model solusi baru untuk meredam konflik
dan membangung Papua berdasarkan prinsip keadilan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan
metode DPSIR. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan akar penyebab
konflik, memberikan model solusi penyelesaian konflik, dan model
pembangunanUntitled1 yang tepat untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Perpustakaan Digital ITB