digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konflik terus terjadi sejak awal berdirinya negara Indonesia sampai sekarang. Konflik tersebut beragam dari pertentangan politik, konflik agama, hingga pemberontakan bersenjata yang menimbulkan korban jiwa yang besar. Wilayah Papua yang terdiri dari provinsi Papua dan papua barat, merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang terus terjadi konflik. Konflik di Papua disebabkan oleh pertikaian antar suku, pertikaian antar perusahaan pertambangan dengan masyarakat, kecemburuan terhadap pendatang, dan adanya gerakan separatisme gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Berbagai cara telah dilakukan untuk meredam konflik, mulai dari pendekatan bersenjata, pendekatan adat, sampai diplomasi dan upaya pembangunan dengan Otonomi Khusus Papua. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tersebut tidak dapat menghentikan konfik, malah membuat dampak baru seperti kriminalitas, korupsi, konflik politik, dan kesenjangan. Kesenjangan ini kemudian membuat konflik tidak berakhir karena kesenjangan menimbulkan rasa ketidakadilan. Kondisi masyarakat Papua yang memiliki keterikatan suku yang besar menyebabkan orang-orang Papua resisten terhadap perubahan. Akibatnya, walaupun strategi pembagunan sudah cukup baik, masyarakat masih enggan mengubah perilaku. Perlu diupayakan model solusi baru untuk meredam konflik dan membangung Papua berdasarkan prinsip keadilan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan metode DPSIR. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan akar penyebab konflik, memberikan model solusi penyelesaian konflik, dan model pembangunanUntitled1 yang tepat untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.