digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

JURNAL Khana Unsa Wibowo
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pemilihan bandara sebagai simpul transportasi udara tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pasar seperti biaya perjalanan, waktu tempuh, dan kenyamanan, tetapi juga oleh kebijakan pemerintah, seperti subsidi, tarif, dan pengembangan infrastruktur. Dalam konteks Jawa Barat, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dirancang untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) yang mengalami overkapasitas. Meskipun memiliki infrastruktur modern dan kapasitas besar, daya saing BIJB masih tertinggal dari CGK yang memiliki konektivitas luas dan ekosistem layanan lebih matang. Ketergantungan masyarakat terhadap CGK juga diperkuat oleh kemudahan akses dan tingginya frekuensi penerbangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran BIJB dalam sistem penerbangan nasional serta menganalisis pengaruh berbagai faktor terhadap pemilihan bandara oleh pengguna, guna merumuskan strategi pengembangan yang efektif dalam mengatasi fenomena airport leakage. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei terhadap 173 responden dimana responden terbatas pada pengguna jasa penerbangan dari Kota Bandung dan yang sudah pernah meakukan perjalanan dari bandara KJT atau CGK yang dianalisis menggunakan model regresi logistik (binomial logit) untuk mengetahui pengaruh variabel seperti harga tiket (HTb), biaya transportasi (BTb), fasilitas bandara (Fb), dan kepuasan penumpang (Kp) terhadap pemilihan bandara. Selain itu, pendekatan kualitatif dilakukan melalui analisis konten dan desk study terhadap dokumen perencanaan transportasi nasional serta analisis SWOT dan TOWS sebagai dasar perumusan strategi pengembangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa BIJB memiliki posisi strategis sebagai bandara internasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi luas lahan. Berdasarkan dokumen perencanaan nasional dan Perpres No. 87 Tahun 2021, BIJB diposisikan sebagai simpul utama dalam konektivitas udara kawasan Rebana Metropolitan serta sebagai motor penggerak pertumbuhan wilayah di luar Jabodetabek. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden (77%) masih memilih CGK sebagai bandara keberangkatan utama, dan hanya 23% memilih BIJB, menunjukkan tingginya potensi airport leakage. Dari analisis regresi logistik, ditemukan bahwaiv empat variabel utama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan bandara, yaitu harga tiket dan biaya transportasi (berpengaruh negatif), serta fasilitas bandara dan kepuasan pengguna (berpengaruh positif). Nilai Pseudo R² sebesar 0,372 menunjukkan model memiliki kecocokan yang cukup baik untuk menjelaskan perilaku pemilihan bandara oleh responden. Berdasarkan hasil IFAS dan EFAS, posisi strategis BIJB berada pada kuadran diversifikasi, menandakan perlunya pemanfaatan kekuatan internal untuk merespons tantangan eksternal. Melalui analisis TOWS, dirumuskan strategi utama pengembangan BIJB, antara lain (1) memanfaatkan lokasi strategis di kawasan industri untuk menarik layanan logistik udara dan rute langsung regional, (2) mengembangkan layanan penerbangan umrah dan haji sebagai pasar potensial, (3) memperkuat persepsi publik melalui promosi dan testimoni pengguna, serta (4) meningkatkan aksesibilitas melalui moda transportasi publik seperti shuttle bus dan kereta feeder dari kota-kota besar di Jawa Barat. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada integrasi pendekatan revealed preference dalam model kuantitatif dengan pendekatan kualitatif berbasis analisis strategi dan kebijakan, yang belum banyak diterapkan dalam studi pemilihan bandara di Indonesia. Selain itu, penelitian ini tidak hanya menganalisis faktor-faktor perilaku pengguna, tetapi juga memberikan kerangka strategis yang aplikatif dalam pengembangan bandara sekunder. Studi ini juga menunjukkan bahwa pembangunan fisik bandara tidak cukup untuk mengurangi airport leakage, melainkan harus diimbangi dengan strategi pengelolaan berbasis efisiensi biaya, peningkatan kualitas layanan, dan integrasi antar moda transportasi. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan kajian transportasi udara dan perencanaan infrastruktur wilayah, serta mendukung penguatan desentralisasi pelayanan penerbangan di Indonesia. Temuan ini diharapkan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan pengembangan BIJB yang adaptif dan berorientasi pada kebutuhan pengguna, serta mendukung transformasi BIJB menjadi simpul konektivitas udara nasional dan internasional yang kompetitif dan berkelanjutan.