Longsor adalah serangkaian fenomena pergerakan massa tanah ke bawah lereng
akibat pengaruh gaya gravitasi yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian
ekonomi yang signifikan dengan curah hujan yang sering kali disebut sebagai
pemicu utama. Untuk itu, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik
curah hujan pemicu longsor serta memetakan tingkat kerawanan longsor di
Kabupaten Bogor.
Pada penelitian ini digunakan data curah hujan resolusi dengan 30 menit dari satelit
GPM periode 2019–2021 digunakan untuk mengevaluasi intensitas, durasi, dan
akumulasi hujan pada berbagai kondisi geofisik. Klasterisasi menggunakan Self
Organizing Map (SOM) dilakukan untuk mengidentifikasi karakter hujan yang
berkontribusi terhadap kejadian longsor. Sementara itu, pemetaan kerawanan
dilakukan dengan metode Frequency Ratio (FR) yang melibatkan variabel curah
hujan, kemiringan lereng, litologi, penggunaan lahan, dan jenis tanah. Validasi
model dilakukan menggunakan analisis kurva Receiver Operating Characteristic
(ROC).
Hasilnya menunjukkan bahwa longsor di Kabupaten Bogor dipicu oleh hujan
intensitas tinggi berdurasi pendek maupun hujan berkepanjangan berdurasi panjang.
Interaksi antara hujan dan kondisi geofisik, seperti akumulasi hujan dan
karakteristik morfologi lereng, terbukti memengaruhi kerentanan suatu wilayah
terhadap longsor. Klasterisasi menggunakan SOM berhasil mengelompokkan pola
curah hujan dan kemiringan lereng menjadi empat tipe, dengan tipe satu dan tipe
dua paling banyak terjadi di wilayah selatan hingga barat daya Kabupaten Bogor.
Sebaran ini selaras dengan hasil pemetaan kerawanan menggunakan metode
Frequency Ratio yang menunjukkan bahwa sekitar 45% wilayah tergolong ke
dalam kelas kerawanan tinggi hingga sangat tinggi. Curah hujan menjadi faktor
dominan dalam pemodelan kerawanan dengan prediction rate tertinggi, dan hasil
validasi menunjukkan bahwa model memiliki performa yang baik dengan AUC
sebesar 0,78 pada data training dan 0,85 pada data testing.
Perpustakaan Digital ITB