Beras merupakan penghasil amilum yang cukup tinggi. Amilum tersusun dari dua komponen
penting yaitu amilosa dan amilopektin. Sifat tekstur nasi dapat dilihat dari perbandingan antara
kadar amilosa dan amilopektin. Semakin kecil kadar amilosa atau semakin tinggi kadar
amilopektin, semakin lengket nasinya. Beras juga mengandung serat yang dapat mempengaruhi
motilitas saluran pencernaan sehingga dapat melancarkan proses defekasi. Kandungan serat yang
tinggi akan semakin baik untuk proses pencernaan. Diabetes melitus tipe II adalah tipe diabetes
yang paling banyak terjadi. Obesitas merupakan penyebab utama penyakit ini. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan rendemen amilum, kadar amilosa, dan kadar serat kasar dari
berbagai varietas dan merek beras, serta menentukan jenis beras yang paling baik dikonsumsi
oleh penderita diabetes melitus tipe II dihubungkan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
indeks glikemik, yaitu kadar amilum, kadar amilosa dan kadar serat pada beras. Penelitian ini
menggunakan 17 jenis beras dari varietas dan merek yang berbeda. Penentuan kadar amilosa
ditentukan dengan metode spektrofotometri uv-sinar tampak dan penentuan kadar serat kasar
ditentukan dengan metode gravimetri. Dari hasil penelitian, dilakukan pemetaan variabel
rendemen amilum, kadar amilosa dan serat kasar. Beras yang baik untuk dikonsumsi oleh
penderita diabetes melitus tipe II adalah beras yang memenuhi kategori memiliki rendemen
amilum yang rendah, kadar amilosa dan kadar serat kasar yang tinggi. Dari pemetaan yang telah
dilakukan, beras yang paling memenuhi kriteria yang ditetapkan adalah beras Coklat Ciparay
dengan rendemen amilum sebesar 20,05 ± 0,65 % (b/b), kadar amilosa sebesar 20,89 ± 0,13 %
dan kadar serat kasar sebesar 5,20 ± 0,44 % (b/b).
Perpustakaan Digital ITB