Abstrak - Iqlima Ghalih Azzahra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bencana tanah longsor merupakan salah satu bentuk bencana yang tidak hanya menimbulkan penurunan kondisi fisik, tetapi juga berdampak nyata terhadap gangguan kesehatan mental, termasuk gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Bencana tanah longsor ini terjadi di Desa Cibenda, Kabupaten Bandung Barat pada hari Minggu, 24 Maret 2024. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan screening penyintas bencana yang terindikasi PTSD serta menganalisis perbedaan aktivitas gelombang otak pada setiap kelompok penyintas bencana tanah longsor di Desa Cibenda, Kabupaten Bandung Barat. Pengambilan data dilakukan pada hari Senin, 26 Agustus 2024, atau sekitar lima bulan pascabencana, di lokasi pengungsian GOR Cibenda dan SD Negeri Padakati, Desa Cibenda, Kabupaten Bandung Barat. Sebanyak 25 partisipan mengikuti pengisian kuesioner screening PTSD Checklist for DSM-5 (PCL-5) dan perekaman gelombang otak melalui pengukuran EEG dengan perangkat Muse™ EEG. Pengambilan data dilakukan melalui pendekatan pre-post test dengan menggunakan stimulus audio-visual (AV). Analisis gelombang otak yang terekam oleh EEG pada sejumlah penyintas (n = 16) diukur pada tiga parameter yakni: (1) Power Spectral Density (PSD), (2) Frontal Alpha Asymmetry (FAA), dan (3) Laterality Index (LI). Hasil screening berdasarkan kuesioner PCL-5 menunjukkan bahwa 32% penyintas terindikasi PTSD dan 68% penyintas tidak terindikasi PTSD, dengan gejala hyperarousal, intrusion, negative alteration, dan avoidance secara berturut-turut sebagai dominasi utama. Selanjutnya, analisis EEG menunjukkan adanya penurunan nyata pada aktivitas gelombang alpha, beta, dan gamma, terutama di area frontal kanan (AF8) dan temporoparietal kanan (TP10) untuk kelompok terindikasi PTSD. Selain itu, nilai FAA dan LI menunjukkan dominansi hemisfer kanan setelah uji AV yang mengindikasikan adanya respons asimetri negatif dan gangguan regulasi emosional. Di sisi lain, pada kelompok tanpa indikasi PTSD tidak menunjukkan perubahan secara nyata pada seluruh parameter analisis EEG. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pola neurofisiologis antara kelompok penyintas yang terindikasi PTSD dan kelompok penyintas yang tidak terindikasi PTSD.
Perpustakaan Digital ITB